Arloji legendaris Rolex menjadi pernik wajib bagi kalangan atas. Desain-desainnya yang elegan ditambah ketangguhan mesinnya, membuat banyak orang kaya tak sungkan mengeluarkan jutaan hingga miliaran rupiah untuk mendapatkannya. Rolex telah bekerja sebagai penunjuk waktu lebih dari seratus tahun.

Mengutip beberapa sumber, Rolex didirikan pemuda Jerman, Hans Wilsdrof, dan saudara iparnya, Law William Davis, pada 1905. Wilsdrof, seorang perfeksionis yang mengembangkan standar pembuatan jam tangan. Ia terobsesi menciptakan arloji yang lebih kecil dan lebih akurat ketimbang membuat jam-jam kantong yang besar.

Niat kedua orang itu terlaksana berkat dukungan Aegler, sebuah perusahaan kecil di Bienne, Swiss. Perusahaan itu sepakat memberi suplai Wilsdrof untuk mesin penggerak jam (movement) yang berukuran kecil sehingga cukup untuk ditanam pada sebuah jam tangan.

Mereka kemudian memilih nama Rolex sebab pengucapan kata tersebut amat mudah untuk segala bangsa di dunia. Adapun lima huruf penyusun kata Rolex, cukup pas jika dicetak pada dial jam tangan.

Pada 1910, Rolex mengirim movement pertama ke School of Horology, Swiss. Movement itu diuji dan akhirnya mendapat sertifikat kronometer. Movement milik Rolex tersebut berhasil memenuhi dua kriteria utama dalam uji kronometer, tingkat akurasi, dan keandalan.

Pada masa itu, hampir semua jam memiliki kelemahan pada casing-nya. Debu dan air mudah menembus ke dalam jam lewat case back dan kenop (crown). Keadaan ini mendorong Wilsdrof menciptakan sistem casing antidebu dan anti-air pada 1926. Sistem itu lantas mengubah total sistem produksi di dunia horologi dan dikenal sebagai casing Oyster. [*]