Sutradara Andibachtiar Yusuf kembali menghadirkan sosok Arini yang misterius. Setelah sukses mengubek-ubek perasaan jomblo berumur Richard (Gading Martin) pada film terdahulu (Love for Sale, 2018), kali ini Arini (Della Dartyan) memiliki misi sedikit berbeda.
Love for Sale 2 bercerita tentang Indra Tauhid alias Ican (Adipati Dolken), pemuda 30-an yang terus-menerus ditanya “kapan nikah” oleh ibunya, Ros (Ratna Riantiarno).
Ican, anak tengah dari tiga bersaudara. Kakak tertua, Ndoy (Aryo Wahab) dianggap salah memilih istri karena bukan orang Padang. Sementara itu, si bungsu, Buncun (Bastian Steel), menikah muda, tetapi pernikahannya segera berantakan. Oleh karena itu, Ros sangat berharap pada Ican untuk dapat memiliki istri sesuai harapan.
Ican sendiri belum mau serius menikah. Ia menikmati kehidupannya yang dipenuhi affair sana-sini. Meski tetap mau mencoba kencan dengan calon pilihan orangtua, ternyata tidak cocok dengan selera Ican.
Bosan terus-menerus diteror, Ican memutuskan untuk memesan pasangan palsu melalui aplikasi Love Inc. Muncullah Arini Chaniago, perempuan Padang yang menjadi idaman semua ibu mertua: cantik, ramah, pintar memasak, dan pandai mengambil hati.
Drama keluarga
Premis yang ditawarkan Love for Sale 2 tak berbeda jauh dibandingkan film pendahulunya. Namun, fokus kali ini bukan lagi pada sosok lelaki jomblo, melainkan beralih pada ibu yang sangat demanding.
Cukup mudah ditebak bahwa Ican akhirnya jatuh hati pada Arini. Namun, penonton boleh menduga-duga, apakah memang karena ia tertarik pada Arini pribadi atau karena Arini telah memenangkan hati keluarganya, terutama ibunya.
Persoalan yang diangkat Love for Sale 2 sangat umum di banyak keluarga di Indonesia. Amat wajar jika banyak orang akan merasa sangat relate dan berharap bisa menggunakan jasa Love Inc.
Karakter Arini boleh jadi memang dibiarkan misterius. Namun, penonton, seperti juga Ican, akan bertanya-tanya, mengapa ia mau melakukan pekerjaan tersebut. Lalu, bagaimana pula rasanya menjalankan pekerjaan tersebut.
Arini menjawab bahwa ia senang memberikan kebahagiaan pada orang lain. Dan memang, menonton film ini, kita dapat merasakan kebahagiaan yang dibawa oleh Arini. Namun, pujian justru lebih tepat diberikan pada Ratna Riantiarno yang gemilang menghidupi karakter ibu yang resah. Meski cerewet dan tega merundung istri si sulung, penonton tahu ia melakukannya karena sayang pada anak-anaknya. Kalaupun masih ada yang kurang dari penampilan Ratna, barangkali ia masih terasa “kurang Padang”.
Penampilan lain yang mencuri perhatian adalah Bastian Steel, yang menampilkan karakter anak berandalan yang gagal membina keluarga. Seberandal apa pun, ternyata merasa pedih saat ditinggal anak istri. Emosinya sangat terasa saat ia menyanyikan tembang lawas D’Loyd “Apa Salah dan Dosaku”.
Love for Sale 2 juga berhasil mengangkat kehidupan masyarakat menengah (ke bawah) Ibu Kota yang hidup di gang-gang padat dalam tampilan sinematografi yang enak ditonton. Secara keseluruhan, film ini menyajikan drama keluarga yang menyenangkan dan menarik untuk ditonton.
Review overview
Summary
8Arini datang kembali. Kali ini bukan buat Richard, tetapi buat keluarga Ican, anak tengah dari tiga bersaudara dan ibu yang terus meneror dengan pertanyaan, "Kapan nikah". Misi Arini tetap untuk membawa kebahagiaan, lalu menyisakan kegalauan saat—sehabis kontrak—ia kembali menghilang.