SUMMARY
Dua tahun setelah amukan M3GAN, penciptanya, Gemma (Allison Williams), berupaya membangkitkan kembali ciptaannya itu untuk mengalahkan Amelia, robot militer canggih yang dibuat oleh kontraktor pertahanan yang mencuri teknologi dasar M3GAN.
Jenis Film | Scifi |
Produser | Allison Williams, James Wan, Jason Blum |
Sutradara | Gerard Johnstone |
Skenario | Gerard Johnstone, Akela Cooper |
Pemeran | Allison Williams, Jemaine Clement |
Rilisan | Universal Pictures |
- 25 Juni 2025
- 119 Menit
- 17+
Setelah sukses mengejutkan penonton dengan film pertamanya di tahun 2022, M3GAN 2.0 kembali hadir dengan membawa skala cerita yang lebih luas dan tema yang lebih dalam.
Disutradarai oleh Gerard Johnstone dan diproduseri duo horor andalan Jason Blum dan James Wan, film ini tak hanya mempertahankan atmosfer menegangkan khas film pertamanya, tetapi juga memperkaya cerita dengan lapisan baru berupa pertarungan etis dan eksistensial antara teknologi dan kemanusiaan.
Ceritanya berlatar dua tahun setelah tragedi yang melibatkan M3GAN pertama. Kini, Gemma (Allison Williams) bertransformasi menjadi figur publik yang vokal dalam regulasi AI, sementara Cady (Violet McGraw) mulai tumbuh menjadi remaja yang kompleks.
Konflik memuncak ketika prototipe teknologi M3GAN jatuh ke tangan kontraktor militer dan dikembangkan menjadi robot tempur baru bernama Amelia — sebuah entitas buatan yang jauh lebih canggih dan berbahaya.
M3GAN kembali aktif
Di sinilah film memperlihatkan ambisinya: Gemma terpaksa mengaktifkan kembali M3GAN untuk melawan Amelia, menciptakan dinamika menarik antara “AI lama yang sempat rusak” melawan “AI baru yang punya potensi menghancurkan.”
Terinspirasi dari konsep Terminator 2, film ini mengubah M3GAN dari sosok antagonis menjadi antihero dengan karisma dingin dan penuh strategi. Akting Lee Sun-bin sebagai suara M3GAN tetap tajam dan penuh nuansa, sementara Ivanna Sakhno sebagai Amelia menghadirkan ancaman nyata dalam bentuk android militer yang tak kenal ampun.
Visual film ini memanfaatkan lingkungan urban yang steril untuk menciptakan atmosfer kaku dan menegangkan, dengan tata suara yang sangat penting sebagai elemen pengantar ketegangan—terutama saat dua AI saling mengejar dalam koreografi yang menawan dan mengerikan.
Dari segi pesan, M3GAN 2.0 menyentuh banyak isu kontemporer: dari kecanduan teknologi, dilema etika dalam menciptakan kecerdasan buatan, hingga relasi emosional antara manusia dan mesin.
film ini tetap mempertahankan identitasnya sebagai hiburan horor-sci-fi ringan, lengkap dengan humor gelap yang memperkaya suasana tanpa mengurangi rasa tegang.
Beberapa kekurangan memang ada, seperti subplot remaja yang agak stereotipikal dan rating PG-13 yang membatasi adegan brutal yang potensial, namun tidak cukup mengurangi kekuatan keseluruhan cerita.
M3GAN kali ini bukan sekadar boneka pembunuh yang menari di lorong—ia adalah refleksi dari dunia yang terlalu cepat mempercayakan keamanan dan kasih sayang pada algoritma.
Secara keseluruhan, M3GAN 2.0 adalah sekuel yang berhasil—baik sebagai kelanjutan cerita, pengembangan karakter, maupun perluasan tema. Dengan akting solid, skenario cerdas, dan aksi yang lebih berani, film ini pantas disebut sebagai salah satu film horor fiksi ilmiah terbaik tahun ini.
Bagi para penonton yang menggemari konflik robot canggih, ketegangan psikologis, dan sentuhan satire pada obsesi manusia terhadap teknologi, M3GAN 2.0 adalah tontonan wajib musim panas ini.
Review overview
Summary
7