Ketika Uni Soviet berhasil meluncurkan Sputnik 1, satelit buatan manusia pertama, ke luar angkasa pada 4 Oktober 1957, AS seperti tersengat. Pada 12 September 1962, Presiden John F Kennedy (JFK) menyampaikan pidato yang kemudian dikenal sebagai “kami memilih pergi ke bulan”, yang menandai perlombaan luar angkasa antara AS dan Uni Soviet. AS bertekad untuk mendaratkan manusia di bulan sebelum dekade 1960-an berakhir.
Baca juga: Persahabatan Anjing dan Manusia yang Pulihkan Trauma
AS sendiri tengah menghadapi situasi pelik terkait kecamuk Perang Vietnam. Situasi AS yang kurang menguntungkan membuat mereka harus mencari cara meraih simpati publik. Perlombaan luar angkasa dianggap menjadi solusi. Maka, pemerintah AS melalui sosok misterius Moe Berkus (Woody Harrelson), menyewa profesional humas Kelly Jones (Scarlett Johansson) untuk “memasarkan” pendaratan di bulan kepada rakyat Amerika.
Dengan sisi kelam Perang Vietnam dan janji JFK mendaratkan manusia di bulan dalam satu dekade kian mendekat, pemerintah AS merasa antusiasme masyarakat terhadap perlombaan antariksa mulai memudar. Berkat usaha tak kenal lelah, meski berhadapan dengan direktur peluncuran NASA Cole Davis (Channing Tatum) yang enggan menolong, Kelly berhasil meraih simpati dan dukungan.
Baca juga: First Man, Biografi Sang Penjelajah Bulan
Bahkan, bukan hanya dari publik, Kelly juga mendapat dukungan sponsor dan kucuran dana. Namun, syaratnya, pendaratan di bulan dapat disiarkan langsung. Masalahnya, bagaimana jika pendaratan itu gagal? Apalagi percobaan Apollo I ternyata berakhir tragis. Moe pun meminta Kelly menyusun sebuah rencana yang tak terduga yaitu sebuah rekayasa pendaratan di bulan. Berhasilkah mereka dan bagaimana dengan pendaratan yang sesungguhnya di bulan?
Menantang teori konspirasi
Gagasan bahwa NASA memalsukan pendaratan di bulan adalah teori konspirasi yang membuat tidak sedikit orang meragukan, apakah hal itu benar-benar terjadi. Tentang hal itu, sutradara Greg Berlanti dalam catatan produksi berkomentar bahwa film ini memang mengacu pada teori konspirasi tersebut dan pada akhirnya memang kebenaran tentang hal itu menjadi penting.
Terlepas dari teori konspirasi, yang menjadi menarik konflik antara Cole dan Kelly. Cole, seperti diutarakan pemerannya Channing Tatum, menggambarkan sosok yang ingin mencapai hal yang dianggap mustahil pada waktu itu–yaitu mendarat di bulan. Ia dengan idealismenya, berusaha keras mewujudkan impian masyarakat AS.
Kelly, di pihak lain, tak kurang ambisius. Hanya saja, ia melihat persoalan dan berupaya dari sisi yang lain. Keduanya memiliki pandangan yang berbeda tentang misi pendaratan di bulan, namun pada akhirnya mereka harus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Perbedaan karakter antara keduanya, juga percikan asmara, menjadi sajian menarik.
Hal lain yang tak kalah menarik adalah lagu tema “Fly Me to the Moon”. Lagu legendaris ini diciptakan Bart Howard pada tahun 1954 dengan judul awal “In Other Words”. Versi yang paling terkenal adalah versi yang dinyanyikan Frank Sinatra pada tahun 1964 dan dimuat di album It Might as Well Be Swing. Pada saat versi Sinatra muncul, kata Howard, mungkin lagu ini sudah memiliki lebih dari 100 versi dengan penyanyi berbeda.
Sebagai bagian dari promo Fly Me to the Moon, solois muda Jaz Hayat, atau Jaz, menyanyikan ulang lagu populer karya Bart Howard, “Fly Me to the Moon”. Bagi Jaz, ini kesempatan besar sepanjang karier bermusiknya. “Aku merasa terhormat karena mendapat kesempatan untuk menyanyikan ulang salah satu lagu klasik yang sudah berkali-kali dilantunkan oleh berbagai penyanyi. Terima kasih kepada Sony Pictures karena sudah memilih aku langsung untuk menyanyikan lagu ini,” ujarnya.
Fly Me to the Moon sudah diputar di layar lebar Tanah Air. Jangan sampai ketinggalan menyaksikan.
Review overview
Summary
7Kisah tentang di balik misi pendaratan manusia di bulan. Seorang profesional humas harus berhadapan dengan kepala misi peluncuran.