Bagi yang sudah menonton trailer film ini, barangkali Anda tidak mengira bahwa Fast & Furious: Hobbs & Shaw ini pada dasarnya adalah film tentang keluarga. Pasalnya, dari awal sampai akhir penonton memang disuguhi adegan aksi yang begitu menantang.

Sekelompok agen rahasia Inggris M16 berusaha mengambil virus Snowflake yang sangat berbahaya. Virus ini dapat membunuh jutaan orang. Upaya tersebut dikacaukan kelompok teroris di bawah pimpinan Brixton Lore (Idris Elba). Namun, salah satu agen, Hattie Shaw (Vanessa Kirby) berhasil meloloskan diri dengan virus tersebut.

Hilangnya virus tersebut membuat CIA menugaskan dua orang andalan untuk menemukannya, yaitu Luke Hobbs (Dwayne Johnson) dan Deckard Shaw (Jason Statham). Anda yang mengikuti serial Fast & Furious barangkali mengingat bahwa kedua sosok ini sempat berseteru pada Furious 7.

review film hobbs & shaw
FOTO-FOTO: DOK UNIVERSAL PICTURES

Hobbs adalah agen rahasia diplomatik AS, sedangkan Shaw adalah mantan anggota pasukan khusus Inggris. Gaya dan cara kerja mereka amat berbeda. Namun, masing-masing sangat percaya diri dan merasa tidak membutuhkan bantuan yang lain.

Bagi Shaw, misi ini menjadi lebih pribadi karena Hattie adalah adiknya. Sementara itu, Brixton adalah mantan agen M16 yang pernah bekerja sama dengan Deckard Shaw. Diduga telah tewas, ternyata Brixton mendapat kekuatan luar biasa dari teknologi yang dikembangkan organisasi teroris Eteon. Organisasi ini pula yang berkepentingan atas virus Snowflake. Hobbs dan kakak beradik Shaw pun harus berhadapan dengan Brixton dan Eteon.

review film hobbs & shaw

Penuh aksi

Seperti disebutkan, film ini dari awal hingga akhir dipenuhi adegan aksi yang menantang. Dari kejar-kejaran di jalanan, penyerbuan ke markas rahasia yang tersembunyi, hingga pertempuran di pulau terpencil, semua hadir di Fast & Furious: Hobbs & Shaw.

Tidak mengherankan sebenarnya karena David Leitch yang duduk di bangku sutradara adalah mantan stuntman yang juga pernah menyutradarai film seperti Atomic Blonde (2017) dan Deadpool 2 (2019). Jadi, urusan aksi tidak perlu diragukan lagi walaupun ada yang CGI-nya masih terlalu kentara.

review film hobbs & shaw

Spin-off dari serial Fast & Furious ini mengambil tema sendiri di luar pendahulunya yang berkisar pada kebut-kebutan di jalanan dan perampokan. Hobbs & Shaw berkisah tentang sepak terjang para agen rahasia yang berusaha menyelamatkan dunia dari ancaman virus mematikan. Menariknya, dua karakter utama jagoannya justru sama-sama arogan dan ogah bekerja sama. Namun, menghadapi musuh yang kekuatannya di atas manusia normal, mau tidak mau mereka harus bekerja sama.

Meski sama-sama tidak mau kalah, Hobbs dan Shaw agak berbeda. Hobbs yang Amerika digambarkan lebih maskulin dan berpenampilan sporty, sedangkan Shaw yang orang Inggris tampil lebih elegan dengan setelan jas dan mobil sport. Namun, urusan gebuk-menggebuk sama brutalnya.

review film hobbs & shaw

Saing cerca dan tidak mau kalah antara kedua karakter ini menjadi sisi menarik. Namun, yang sebenarnya lebih mengemuka adalah kentalnya hubungan keluarga. Seperti diketahui, pada film terdahulu, yang mendorong Shaw berseteru dengan Hobbs dan geng Dominic adalah balas dendam karena adiknya. Kali ini pun, Shaw masih “mengurus” adiknya yang lain, Hattie.

Sementara itu, karena tidak ada lagi tempat berlindung, Hobbs terpaksa kembali ke tempat asalnya di Samoa yang terpencil dan meminta bantuan keluarga besarnya. Inilah pesan kuat yang hendak disampaikan Hobbs & Shaw, di atas kekuatan otot dan kelihaian bertarung, yang selalu dapat dipercaya dan diandalkan adalah keluarga.

Sutradara:
David Leitch

Produser:
Dwayne Johnson, Jason Statham, Chris Morgan, Hiram Garcia

Skenario:
Chris Morgan, Drew Pearce

Pemain:
Dwayne Johnson, Jason Statham, Idris Elba, Vanessa Kirby, Helen Mirren

Rilisan:
AS

Durasi:
135 menit

Tayang perdana:
31 Juli 2019