SUMMARY

Setelah kematian mendadak ayah mereka, Andy dan Piper dipindahkan ke rumah asuh baru. Mereka berada di bawah pengawasan Laura, seorang wanita eksentrik yang ternyata menyimpan duka kelam. Di tengah suasana berkabung, mereka harus menghadapi manipulasi emosional, misteri gaib, dan ketegangan psikologis yang menghancurkan mereka perlahan dari dalam. 

Jenis FilmHoror, Drama, Psychological Thriller
ProduserDanny Philippou, Bill Hinzman
SutradaraDanny Philippou
SkenarioDanny Philippou, Bill Hinzman
PemeranBilly Barratt, Sally Hawkins
RilisanSony Pictures Releasing International
RATING KLASIKA
9 /10

Film ini dibuka dengan momen hangat; Andy (Billy Barratt), seorang remaja protektif, menjemput adik perempuannya yang tunanetra, Piper (Sora Wong), dari halte bus. Namun, kehangatan itu segera sirna saat mereka menemukan ayah mereka meninggal di kamar mandi. 

Tanpa waktu untuk merespons trauma, keduanya segera ditempatkan dalam pengasuhan sosial dan dikirim ke rumah Laura (Sally Hawkins), wanita eksentrik dengan seorang anak laki-laki bisu bernama Ollie (Jonah Wren Phillips). Namun, di balik wajah simpatik Laura tersembunyi agenda pribadi yang penuh misteri, kesedihan, dan niat yang mengancam. 

Horor yang Menghacurkan Jiwa

Tidak seperti film horor konvensional, Bring Her Back bukan hanya tentang makhluk gaib atau ritual menyeramkan. Film ini berakar pada kesedihan yang mentah dan destruktif. Kesedihan di sini adalah karakter utama, ibarat lubang hitam yang menyedot segala kebahagiaan dan harapan dari layar. Ini adalah horor emosional yang terasa lebih nyata dari monster manapun. 

Salah satu kekuatan film ini ada pada akting Sally Hawkins sebagai Laura. Ia memerankan sosok ibu asuh yang manipulatif dengan kelicikan yang memikat namun menjijikan. 

Meskipun sosok Laura ini sempat membuat penonton bersimpati, sebelum kengerian yang dilakukannya terungkap. Kengerian ini datang dari penyalahgunaan emosi dan bagaimana trauma dimanfaatkan untuk mengendalikan sesuatu yang negatif. 

Ini adalah penampilan yang sangat kompleks dan menjadikan Bring Her Back layak ditonton hanya karena kehadirannya.

Meski film ini menyelipkan unsur gaib, seperti pengaruh okultisme dan anak kerasukan, semuanya terasa sekunder. Teror sesungguhnya muncul dari tindakan manusia, yaitu Laura dan sistem pengasuhan yang gagal melindungi. 

Akting Billi Barratt sebagai Andy juga pantas di apresiasi. Ia tampil menyayat hati sebagai remaja yang dihancurkan perlahan oleh situasi yang di luar kendalinya. 

Bring Her Back bukan tontonan mudah. Film ini memiliki tumpukan trauma yang terus menekan. Mereka membongkar batas horor psikologis dan mempermainkan tabu, terutama menyangkut kekerasan terhadap anak. 

Film Bring Her Back adalah fim horor yang paling menyiksa secara emosional. Bukan karena monster atau darah, tapi karena bagaimana film ini membuat kita duduk diam dalam kesedihan dan keputusasaan. 

Review overview

Summary

9