Mudik tidak sesederhana berkemas dan berangkat. Lebaran juga tak selamanya semarak. Ada banyak cerita mudik dan lebaran yang terselip di dalamnya. Buku Ramadhan di Musim Gugur: Kisah-kisah Seru, Lucu, dan Mengharukan Seputar Mudik dan Merayakan Lebaran menyuguhkan hal ini dengan cara yang menarik.
Dikemas ala fiksi yang naratif, buku ini memuat serba-serbi kisah mudik dan lebaran yang begitu berwarna. Penulisnya, Elie Mulyadi, selalu merasa lebaran menjadi saat paling istimewa sepanjang tahun. Dalam ingatannya, lebaran selalu penuh dengan cerita. Mulai dari persiapan mudik, perjalanan menuju kampung halaman, keriuhan berkumpul bersama keluarga, sampai bersalam-salaman dengan tetangga kanan kiri.
Di luar kehidupannya sendiri, Elie juga menyadari, lebaran tak melulu soal bersenang-senang. Ada mereka yang berlebaran jauh dari keluarga, terpaksa menunda pulang kampung, atau mengalami hari yang buruk ketika mudik. Buku ini lahir dari keinginan Elie untuk berbagi segala kisah tentang Ramadhan, mudik, dan lebaran. Ia lantas menggali cerita-cerita dari pengalaman para sahabatnya.
“Ramadhan di Musim Gugur” adalah salah satu kisah dalam bunga rampai ini, yang judulnya dipinjam sebagai judul buku. Ini tentang seorang mahasiswa yang pertama kali shalat Id di Masjid Al-Hikmah, Den Haag. Dalam kerinduannya untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga, seseorang yang mengaku temannya–tetapi sesungguhnya orang asing–menyapanya.
Seperti yang dituturkan Elie, buku ini memuat kisah-kisah seru tentang pengalaman berlebaran di luar negeri, cerita kocak seputar mudik, atau kisah haru berlebaran tanpa kehadiran orang terkasih. Dalam “Overloaded” dan “Rekor Berdiri 24 Jam” misalnya, kita diajak merasa geli sekaligus bersimpati terhadap nasib para pemudik yang kurang beruntung. Dalam “Tiga Bidadari Kecil” dan beberapa cerita lain, diungkapkan betapa beratnya kehilangan orang terkasih pada hari Lebaran. Ada juga cerita yang menggemaskan tentang seorang ibu yang selalu gagal membuat kue lebaran atau orang yang mengatasi “lapar” pada bulan puasa dengan sibuk berbelanja sampai isi dompetnya terkuras.
Buku ini semacam Chicken Soup dengan tema lebaran. Dapat menjadi bacaan menyambut Idul Fitri, baik untuk menemani bersantai sore maupun mengisi waktu luang dalam perjalanan mudik. Kisah-kisahnya menghangatkan, dan mudah-mudahan bisa membantu untuk kian meresapi makna lebaran.