Marie Kondo adalah pakar berbenah paling populer. Ia bahkan mengembangkan metode Konmari untuk membereskan ruangan dan barang-barang. Metode ini dituangkan dalam buku The Life-Changing Magic of Tidying Up.
Pada zaman yang penuh dengan sergapan konsumerisme ini, sering kali kita hilang kontrol terhadap apa yang kita miliki. Bahkan, kerap kita secara impulsif membeli barang yang tidak kita butuhkan.
Hanya dengan dalih, barang ini sedang sangat trendi dan semua orang rasanya wajib memilikinya. Atau alasan lainnya seperti, “Benda ini akan sangat aku butuhkan esok.” Atau pembelaan mujarab satu ini, “Barang ini tak akan bisa kudapatkan lagi dengan harga semurah ini. Aku harus membelinya sekarang.” Sudahkah mulai menertawakan diri sendiri dengan membaca ini?
Adalah Marie Kondo, orang yang dinobatkan sebagai salah satu 100 Most Influential People of 2015 oleh majalah Time, yang sekiranya bisa membuat kita membuka mata bahwa kebiasaan ini sangat bisa dihindari hanya dengan satu langkah sederhana. Berbenah. Terdengar sangat remeh dan sungguh tak penting untuk dibesar-besarkan bukan? Namun, dengan trik-trik berbenah yang terlihat sepele inilah, banyak hidup orang berubah karenanya.
Kondo yang mempunyai pengikut sebanyak 3 juta orang di platform media sosial Instagram ini bahkan telah membintangi sebuah Reality Show bertajuk “Tidying up with Marie Kondo” yang mulai mengudara di Netflix sejak 1 Januari 2019. KonMari Method, metode berbenah ala Marie Kondo, menjadi sangat tidak asing di telinga.
Kemudian yang tak kalah dahsyatnya adalah pada 2011 Kondo menerbitkan buku pertamanya, The Life-Changing Magic of Tidying Up, yang sangat laris manis. Buku ini telah diterbitkan ke dalam belasan bahasa dan terjual di lebih dari 30 negara sebanyak lebih dari 5 juta kopi.
Pada buku setebal 224 halaman ini, Marie Kondo menarasikan obsesinya akan berbenah sejak usia 5 tahun. Dimulai dari pengalaman awalnya mencintai dunia berbenah hingga titik di mana dia jatuh bangun merumuskan langkah-langkah berbenah yang tepat, hingga berhasil menjadi master berbenah profesional. Ia bahkan membuka kursus berbenah, yang mampu membuat orang yang belajar kepadanya tak kembali pada kebiasaan ‘menimbun’ barang.
Yang cukup menggelitik, buku ini dimulai dengan beberapa testimoni unik dari klien-kliennya. Kesan pertama membaca testimoni-testimoni ini adalah, apakah ini benar-benar testimoni peserta kursus berbenah barang? Sepertinya terlalu aneh dan muluk. Bayangkan saja, beberapa testimoni itu antara lain, “Saya dan suami saya kian rukun saja”, “Seseorang yang ingin saya hubungi baru-baru ini mengontak saya”, serta beberapa testimoni unik lainnya.
Kita pun bertanya-tanya, apa sebenarnya yang bisa membuat berbenah menjadi sedahsyat ini mengubah hidup orang? Alih-alih menjadi sangat dangkal hanya dengan penjelasan spesifik langkah-langkah berbenah, buku ini secara cukup menyentuh, mencoba mengaitkan sisi emosi manusia dengan kepemilikan barang. Bagaimana memiliki barang barang tertentu dapat menggugah emosi yang berbeda-beda.
Baca juga : Review Buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini
Kondo secara mengejutkan mampu menarik benang merah atas bagaimana berbenah dan membuang barang yang tak lagi menimbulkan kebahagiaan untuk jiwa kita, mampu mengubah kebiasaan “menimbun” barang. Secara meyakinkan pula, Kondo mampu menunjukkan bahwa membuang barang-barang yang tak berguna adalah bagian dari langkah detoksifikasi penting dalam hidup.
Meskipun penerapan KonMari Method akan menjadi sangat personal bagi pembaca, memilih untuk merenungkan beberapa poin penting di dalam buku ini akan menjadi sebuah langkah kecil nan bijak untuk kembali memegang kendali dalam hidup. Terdengar berat? Sama sekali tidak. Cobalah membacanya. [KIK/Litbang Kompas]