Kimi ingat, kemarin ketika sedang bergelantungan di pohon, ia melihat Rambo sedang menakuti Wiki, si rusa. Rambo menangkap Wiki dan menatapnya sinis sambil menunjukkan gigi taringnya yang tajam. Wiki gemetaran hingga lama kelamaan ia menangis sejadinya.
Setelah itu, dengan santai, Rambo melepaskan cengkeramannya. Sambil tertawa puas, ia membiarkan Wiki berlari. Saat itu, dari kejauhan, Kimi yang melihat tingkah laku Rambo hanya menggerutu. Ia kesal dengan perlakuan Rambo yang sombong.
Tiba-tiba dari balik dedaunan, terdengar suara menyapa, “Halo Kimi”. Gaya sapaan yang khas itu dikenali dengan baik oleh Kimi. Benar saja, dengan langkah cepat, Rambo berada di belakang Kimi.
“Mau menakutiku, ya?” tanya Kimi tanpa khawatir. Rambo hanya menyunggingkan senyum dan memperlihatkan gigi taringnya yang mengkilat. Lalu ia pergi meninggalkan Kimi.
Saat tengah berjalan di hutan tiba-tiba kaki Rambo tersandung. Ia tersadar mendapati tubuhnya berada di lubang sedalam dua meter. Ketika hendak memanjat ia merasa kakinya sulit digerakkan, seperti ada luka yang menganga. Rambo mengalami kesulitan keluar dari lubang. Selain itu, ia merasa mulutnya kaku.
“Tolong, tolong,” teriak Rambo berusaha mencari bantuan. Satu jam berlalu, Rambo masih tergeletak dalam lubang sementara matahari mulai meninggi. Peluhnya pun semakin deras mengucur. Suara teriakannya tidak lagi nyaring. Kimi yang tengah bergelantungan dari pohon ke pohon melihat ada sosok dalam lubang. Sayup-sayup terdengar suara rintihan. Ia turun dari pohon dan berjalan mendekati lubang. Dalam lubang, ia mendapati Rambo terkulai lemas.
Dengan sigap, Kimi menolong dan memapah Rambo ke tempat yang teduh. Remasan daun betadin segera ditempelkannya pada kaki Rambo yang terluka.
“Auw..auw,” Rambo mengerang keras dengan membuka lebar mulutnya. Kimi terkejut melihat gigi taring kebanggaan Rambo patah. Ia ingat Rambo selalu mengelap giginya itu hingga mengilat. Semakin mengilat, maka ia semakin senang dan leluasa menakuti teman yang lain.
“ Gigiku taringku patah Kimi,” lirih Rambo. Kimi yang mendengar hanya mengangguk.
“Mungkin ini balasan karena aku sering usil dengan teman-teman,”
“Aku janji tidak akan melakukan keusilan lagi,” ucap Rambo yang kini sudah sadar dengan perbuatan tidak baiknya itu. *
Penulis: Maya Dewi Kurnia
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita