Namun, akhir-akhir ini, Rako sering termenung di atas pohon.
“Kamu sepertinya sedang bersedih, Rako?” tanya Bibo si badak bercula satu yang berasal dari Ujung Kulon.
Rako terbang melesat ke bawah menghampiri Bibo. “Hai, Bibo. Iya, aku sedih karena hutan kita semakin gundul. Beberapa manusia mulai mengambil kayu dengan menebang pohon kita!”
“Wah, kalau hutan ini menjadi gundul, itu bencana besar, Rako!” tanggap Bibo.
Juju si jerapah yang asalnya dari Benua Afrika sedang makan rumput mendekati Rako dan Bibo. “Itu sangat berbahaya jika terjadi hutan gundul. Nanti kita semua tinggal di mana?” kata Juju jerapah sedih.
“Iya, Bibo, Juju. Kita harus mencari jalan keluar memecahkan masalah ini,” ucap Rako.
“Bagaimana kalau kita menanam pohon kembali?” usul Bibo.
“Setuju!” jawab Rako dan Juju serentak.
Mereka bertiga lalu sepakat berbagi tugas untuk menyelamatkan hutan dari ancaman penggundulan. Rako akan menyebar biji buah yang ia makan. Juju akan mengatur tempat-tempat yang akan disebar biji, sedangkan Bibo akan menyiram tanaman yang baru tumbuh.
Rako si burung rangkong gading memang mempunyai kebiasaan, jika memakan buah, biji buahnya tidak dicerna. Ia selalu membawa biji itu untuk disebar ke hutan-hutan hingga 100 kilometer. Oleh karena itulah burung rangkong gading sering diberi julukan si petani hutan sejati.
Mulai esok harinya, Rako rajin menyebar biji-biji buah ke seluruh hutan, dengan didampingi Bibo dan Juju. Teman-teman satwa lain di hutan pun turut membantu bergotong royong untuk menghijaukan kembali hutan tempat mereka tinggal.
“Aku tidak ingin hutan kita ini gundul dan nanti terjadi longsor seperti hutan di sebelah. Banyak teman kita yang kehilangan tempat tinggal di sana,” kata Hamu si harimau.
Beberapa minggu kemudian, Rako dan teman-temannya berkumpul kembali.
“Semua tempat yang gundul sudah aku sebarkan biji-biji buah. Aku yakin jika semua tumbuh, hutan kita tidak akan gundul,” seru Rako.
“Terima kasih Rako, kamu sudah menyelamatkan hutan kita. Kamu memang pantas dengan julukan ‘Petani Hutan Sejati’. Kamu mampu membawa dan menyebarkan biji tanaman ke mana pun,” kata Hamu si harimau gembira.
“Terima kasih juga Hamu. Kita semua punya keunikan masing-masing. Kamu juga hebat, dengan aumanmu, manusia yang akan menebang pohon secara liar menjadi takut dan lari meninggalkan hutan ini,” kata Rako.
Semua bergembira, karena mereka kompak bekerja sama menyelamatkan hutan tempat tinggal mereka.*
Penulis: Fitri Kurnia Sari
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita