“Tahun lalu, telur-telurku tak ada satu pun yang menetas. Mereka raib. Sekarang, begini lagi? Hu-hu-hu…” Toti terisak.
Lala si landak melihat Toti dari kejauhan. Ia mendekati penyu itu. “Kamu kenapa, Toti?” tanyanya lembut.
“Telur-telurku hilang. Setelah kugali pasir tempatku menghangatkan mereka, telur-telurku tak ada.” Toti berbicara sembari menahan tangis.
“Hmm… Ini tak bisa dibiarkan. Tunggu di sini, ya! Aku akan bantu mencari telur-telurmu.”
Toti mengangguk. Lala pun mulai mencari jejak perginya telur-telur Toti. Ia yakin telur-telur itu telah dicuri oleh predator.
“Pencuri ini pasti seorang penggali. Binatang apa yang bisa menggali dan memakan telur, ya?” Lala bergumam mencari jawaban.
Saat ia sedang berpikir, sebuah bayangan melintas menuju pepohonan. Lala penasaran. Ia pun bergegas mengejar bayangan itu. Lala melihat seekor luwak mendekat ke sebuah pohon besar. Binatang itu memasukkan tangannya ke dalam lubang di bagian bawah pohon. Luwak itu mengambil sebutir telur dan memakannya.
Lala terkejut. Telur yang dimakan sang luwak adalah telur penyu. Setelah menengok ke kanan dan ke kiri, luwak itu pun pergi.
Pelan-pelan Lala menghampiri lubang di bagian bawah pohon. Dengan susah payah, ia masuk ke area lubang dan menemukan sisa telur penyu. Tubuhnya yang kecil bisa masuk seluruhnya.
“Masih ada tiga butir. Syukurlah! Toti pasti senang. Tapi, aku harus lebih dahulu memberi pelajaran si luwak,” gumam Lala.
Landak itu kemudian tinggal di lubang gelap itu hingga hampir petang. Ia berhati-hati merebahkan tubuhnya agar tak melukai telur-telur Toti.
Belum lama Lala merebahkan badan, ada suara dari luar lubang. Rupanya luwak pencuri datang! Binatang itu merogoh telur di dalam lubang. Beruntung lubang tampak begitu gelap. Jadi, Lala tak terlihat oleh si luwak.
Lala kemudian menusukkan duri-duri di punggungnya ke tangan luwak. Binatang itu pun menjerit. Sebuah duri bahkan tercabut dari punggung Lala dan menempel di tangan luwak.
“Aw…! Tolong…!” Si luwak berlari kesakitan dan menjauh dari lubang.
Lala lalu meminta bantuan Moki si monyet untuk membawa tiga telur Toti ke arah pantai. Rupanya, Toti masih menunggu di sana. Ia senang sekali karena bisa mendapatkan telur-telurnya kembali.
Toti mengubur kembali telur-telurnya di pasir. Lala dan Moki membantunya membuat jejak acak agar para predator tak mengetahui lokasi telur-telur Toti. Moki juga berjanji akan mengawasi pantai sampai tukik-tukik Toti lahir. Toti berterima kasih pada dua sahabatnya. Kini, ia bisa menunggu kelahiran bayi-bayi penyu dengan tenang. *
Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Rizka Amaliah
Ilustrasi: Regina Primalita
Penutur: Paman Gery (@paman_gery)