Dunia transportasi umum berkembang dengan sistem dan sarana yang lebih mumpuni sehingga kenyamanan dan kecepatan bisa lebih ditingkatkan. Meski demikian, di sejumlah daerah, kita masih bisa menemukan transportasi tradisional dan unik bersanding dengan kendaraan yang lebih canggih dan terlihat mentereng.

Beberapa transportasi unik tersebut antara lain bisa dijumpai di Jakarta, contohnya bemo (becak bermotor). Kendaraan beroda tiga yang bernama asli Daihatsu Midget ini pertama kali diproduksi pada Juli 1962 dan menjadi salah satu mobil buatan Jepang yang pertama kali hadir di Indonesia.

Diproduksi PT Pabrik Diesel dan Traktor (PT Paditraktor) di Tjawang (sekarang Cawang) milik Thayeb Mohammad Gobel, kendaraan yang mengusung mesin 305 cc tersebut pernah dijadikan kendaraan untuk mengangkut para atlet yang bertanding di pesta olahraga Ganefo (Games of the Emerging Forces) semasa pemerintahan Presiden Soekarno.

Setelah perhelatan tersebut, bemo lebih banyak digunakan sebagai transportasi umum jarak dekat, yang kehadirannya mendapat sambutan hangat lantaran konsumsi bahan bakarnya yang irit. Namun, seiring waktu, daerah operasional bemo makin dibatasi dan akhirnya hanya melayani rute-rute yang tidak tersentuh oleh bus kota. Di Jakarta, kita bisa melihat bemo antara lain di daerah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, berlalu lalang dengan tampilan yang mengenaskan.

Kendaraan tak kalah unik yang bisa dijumpai di Jakarta adalah bajaj, kendaraan roda tiga yang umumnya berwarna oranye. Berbeda dengan bemo, kapasitas penumpang bajaj umumnya hanya muat untuk dua orang dewasa, meski sering ditemui kendaraan ini dimuati barang-barang jauh melebihi kapasitas.

Beberapa tahun terakhir Pemprov DKI Jakarta melakukan peremajaan bajaj dengan kendaraan sejenis berbahan bakar gas. Oleh karena itu, selain bajaj berwarna oranye yang terlebih dahulu ada, kini bisa kita jumpai bajaj berwarna biru dengan bodi lebih mulus, lebih ramah lingkungan, dan lebih hening.

Sekadar catatan, Bajaj sendiri adalah nama kelompok perusahaan di India yang menaungi lebih dari 20 anak usaha. Produknya tak cuma kendaraan bermotor, tapi juga manufaktur hingga peralatan rumah tangga. Kelompok usaha tersebut didirikan oleh Jamnalal Bajaj pada 1928 di Bombay, dan menjadi bagian penting dalam sejarah India untuk mencapai kemerdekaan.

Di luar Jakarta

Kota-kota lain di luar Jakarta juga memiliki kendaraan unik. Misalnya betor (becak motor) yang bisa dijumpai di beberapa wilayah Indonesia termasuk Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Di wilayah lain misalnya di Sofifi (Maluku Utara), Gorontalo (Sulawesi Utara), dan Kotanopan (Mandailing Natal, Sumatera Utara) kendaraan sejenis bisa dijumpai dengan bermacam modifikasi. Akan tetapi yang membuat betor Pematang Siantar menarik adalah mesin yang digunakan adalah dari sepeda motor Birmingham Small Arms (BSA).

Seperti yang dicatat Kompas pada 9 Februari 2014, BSA merupakan sepeda motor yang digunakan saat masa Perang Dunia II tahun 1945. Ketika Indonesia merdeka dan tentara Belanda serta Sekutu meninggalkan Tanah Air, puluhan sepeda motor ditinggalkan tentara Belanda dan Sekutu di mana-mana. Ada yang teronggok di gudang, tepi jalan, atau halaman rumah warga. Waktu itu, selain merek BSA, ada juga merek lainnya, di antaranya Norton, Harley Davidson, dan Triumph, yang tidak diproduksi lagi di negara asalnya.

Daerah-daerah lain tentu memiliki kendaraan tradisional unik yang malah menjadi daya tarik wisata. Misalnya di Yogyakarta, yang di sana bisa dijumpai becak dan delman, terutama di seputaran Jalan Malioboro dan lingkungan Keraton. Bukan cuma bisa menikmati sepoi angin, pengemudi becak atau kusir delman dengan senang hati akan bercerita kepada turis tentang kota yang “ngangeni” tersebut. [ASP]

noted: ragam transportasi di sudut negeri

foto: iklan kompas/antonius sp