Berpuasa biasanya membuat mata mengantuk dan badan lesu, terutama pada siang hari. Hal ini wajar karena menurunnya gula darah. Namun, Anda tak perlu khawatir. Setelah beberapa hari, tubuh akan menyesuaikan diri. Jangan mengambinghitamkan puasa untuk semangat yang mengendur, apalagi kinerja menurun.

Puasa berarti latihan hidup lebih sehat. Jadi, saat sahur, misalnya, Anda tak perlu melahap makanan dan minuman berlebihan untuk “menabung” hanya lantaran takut kelaparan dan kehausan. Begitu juga saat berbuka, setelah seharian tak makan dan minum, Anda tak dianjurkan untuk “balas dendam” melahap semua makanan. Prosesnya harus dilakukan bertahap agar perut tak kaget.

Makan berlebihan saat sahur akan merangsang keluarnya hormon insulin berlebihan, yang mengangkut gula darah ke seluruh jaringan tubuh, guna diubah menjadi glikogen atau lemak yang juga berlebih.

Ingat, kelebihan lemak sukar diuraikan menjadi gula darah kembali. Akibatnya, kita bukan tambah segar, justru makin lesu. Melambatkan sahur sampai setengah jam sebelum Imsak akan membekali tubuh kita sampai tengah hari, yang akan dilanjutkan dengan pengambilan cadangan energi.

Segerakan berbuka begitu azan Maghrib berkumandang karena tubuh manusia bisa bertahan normal setelah berpuasa tak lebih dari 14 jam. Memilih makanan dan minuman manis yang mudah diubah menjadi energi adalah tindakan bijak. Awali buka puasa dengan segelas air, teh hangat manis atau air hangat plus madu, diikuti makanan ringan seperti kurma atau sari buah (10 persen kalori).

Hindarilah minuman dingin atau yang dicampur es karena dapat menahan rasa lapar hingga hidangan lain yang lebih bergizi tak dapat disantap. Buntutnya, asupan zat gizi dapat berkurang. Usai shalat Maghrib, minum segelas air, makan seperti biasa (40 persen kalori), lalu minum lagi segelas air.

Setelah Tarawih, konsumsi makanan ringan (10 persen kalori) dan minum segelas air. Lambatkan makan sahur (40 persen kalori) sampai setengah jam sebelum Imsak dengan diawali dan diakhiri minum segelas air atau sari buah. Kebutuhan zat gizi dan cairan minimum delapan gelas terpenuhi, pencernaan pun senang. Makanan tinggi protein macam susu, tahu, tempe, telur, ikan, daging, dan ayam, serta makanan tinggi serat seperti sayur dan buah-buahan amat baik sebagai penyedia energi jangka panjang.

Walau sudah pasang alarm, kita kadang terlambat bangun sahur. Menghadapi keadaan darurat yang mepet dengan waktu Imsak ini, sediakanlah makanan dan buah yang bisa langsung dimakan dalam waktu singkat dan cukup mengenyangkan, misalnya pisang, pepaya, jeruk, apel, sari buah, sereal, atau susu. [Intisari]