Kehadiran kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) perlahan mengubah berbagai aspek kehidupan kita. AI merasuk ke berbagai bidang, mulai dari pekerjaan sehari-hari hingga cara kita berinteraksi. Seiring kian populernya inovasi teknologi ini, muncul kekhawatiran. Para pekerja merasa terancam, khawatir pekerjaan mereka akan digantikan oleh teknologi canggih ini.

Menurut World Economic Forum dalam The Future Jobs Report 2023 yang dipublikasikan pada April 2023 lalu, sekitar 85 juta pekerjaan di seluruh dunia diperkirakan akan tergantikan oleh otomasi berbasis AI pada tahun 2025.

Pada sektor pendidikan, aplikasi ChatGPT misalnya, belakangan populer menjadi asisten virtual yang siap menjawab pertanyaan siswa, memberikan penjelasan tentang berbagai topik, bahkan membantu merangkum materi pelajaran. Kemudian ada banyak aplikasi lain seperti IBM Watson yang digunakan di bidang medis, dan DeepMind’s AlphaGo yang mengubah cara kita bermain game.

Pada sektor manufaktur dan produksi, otomatisasi yang didorong oleh AI sudah mengubah banyak proses kerja. Robot yang dikendalikan oleh AI mampu melakukan tugas berulang dan berbahaya dengan presisi dan efisiensi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan manusia. Sebagai contoh, robot di jalur perakitan mobil mampu merakit komponen dengan kecepatan dan ketepatan yang konsisten, sementara drone dapat digunakan untuk inspeksi keselamatan di area yang berisiko tinggi.

Di sektor layanan, chatbot dan asisten virtual AI telah mengambil alih beberapa aspek layanan pelanggan. Mereka dapat menjawab pertanyaan dasar, membantu pengguna dalam proses pemesanan, dan bahkan melakukan tugas-tugas administratif sederhana. Selain itu, dalam bidang HR dan rekrutmen, AI bisa digunakan untuk memilah dan menilai ribuan CV serta melakukan wawancara awal, yang dapat mempercepat proses seleksi dan meningkatkan efisiensi.

Tidak dapat dimungkiri, AI memiliki potensi untuk merombak struktur kerja di berbagai sektor. Meskipun AI memberikan efisiensi dan produktivitas yang meningkat, ada kekhawatiran yang nyata bahwa AI dapat menggantikan peran manusia dalam beberapa jenis pekerjaan.

Namun, di balik kekhawatiran tersebut, AI justru membuka pintu baru bagi lapangan pekerjaan yang sebelumnya tak terbayangkan. Salah satu profesi baru yang muncul dari kemajuan AI ini adalah prompt writer, yang memiliki peran kunci dalam memandu dan mengarahkan model bahasa AI.

Prompt writer

Tugas seorang prompt writer mirip dengan sutradara dalam sebuah drama, memberikan arahan dan instruksi—atau yang disebut prompt—yang jelas dan spesifik untuk mengarahkan model bahasa AI. Dalam rutinitas sehari-hari, mereka memastikan respons AI mengikuti naskah yang telah ditulis dan menggambarkan apa yang diharapkan oleh pengguna.

Prompt writer tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas dan relevansi jawaban AI, mereka juga berperan penting dalam mempersonalisasi interaksi dengan AI. Misalkan di sektor kesehatan, prompt writer membantu merancang prompt yang memungkinkan pengguna mendapatkan informasi medis yang akurat dan relevan. Di sektor pendidikan, mereka merancang pertanyaan yang mendorong AI untuk memberikan penjelasan pembelajaran yang mendalam dan komprehensif.

Selain itu, prompt writer juga berperan sebagai penjaga keamanan dalam dunia AI. Mereka merancang prompt yang meminimalkan risiko respons yang tidak diinginkan dan melindungi privasi pengguna. Ini menjadi penting, terutama karena tantangan etika dan privasi menjadi salah satu isu utama dalam pengembangan AI.

Industri tempat prompt writer bekerja sangat luas, mencakup berbagai sektor yang mulai merasakan dampak transformasi digital, seperti perusahaan teknologi besar, sektor pendidikan, kesehatan, pemasaran, e-commerce, konsultasi bisnis, dan lembaga penelitian. Profesi ini memungkinkan interaksi langsung dengan teknologi AI yang sedang berkembang dan memberikan pengaruh langsung pada bagaimana teknologi tersebut berfungsi.

Keuntungan menjadi prompt writer adalah peluang karier yang luas dan beragam. Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan dan industri yang memanfaatkan AI, permintaan untuk prompt writer juga meningkat. Times Magazine April 2023 melaporkan, Anthropic, sebuah startup AI yang didukung oleh Google, sedang mengiklankan gaji hingga 335 ribu dollar AS untuk seorang prompt engineer dan librarian di San Francisco. Selain mendapatkan remunerasi yang kompetitif, prompt writer juga memiliki fleksibilitas dalam hal tempat kerja, seringkali dengan opsi kerja jarak jauh. Kesempatan untuk belajar dan berkembang juga sangat besar, memungkinkan mereka untuk selalu berada di garis depan teknologi.

Untuk menjadi seorang prompt writer, dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus. Latar belakang dalam ilmu komputer atau linguistik dianggap penting, namun kemampuan kritis dalam memahami etika dan bias dalam AI serta keterampilan menulis dan berkomunikasi yang baik juga sangat diperlukan. Profesi ini menuntut pemahaman mendalam tentang pengguna dan konteks mereka, memungkinkan prompt writer untuk menciptakan interaksi yang relevan dan output yang sesuai.

Mengingat pentingnya profesi ini, dunia pendidikan pun sudah mulai beradaptasi. Sejumlah institusi pendidikan, termasuk di Indonesia, telah memperkenalkan program studi atau kursus yang berkaitan dengan AI dan etika. Peran prompt writer sebagai mediator antara manusia dan AI menunjukkan betapa pentingnya profesi ini dalam masyarakat modern, dan pendidikan berperan penting dalam menyiapkan generasi baru prompt writer yang etis dan efektif.

 

Penulis: Arigo Herwindo, Bogor