Pertumbuhan otomotif tak hanya dipengaruhi oleh hadirnya mobil-mobil anyar berteknologi tinggi. Produk aftermarket yang dijual terpisah pun turut memberi warna pada industri manufaktur ini. Beragam pameran dan kontes modifikasi yang sering digelar di sejumlah tempat menjadi contoh pasar sekunder otomotif ini terus bergeliat.

Tokyo Auto Salon (TAS) yang digelar di Jepang pada 15–17 Januari lalu adalah salah satu pameran modifikasi terbesar di dunia. Ajang ini menjadi parameter para penggila modifikasi dan pelaku bisnis otomotif. Pada pameran itu, pengunjung disuguhi tren-tren modifikasi kendaraan kelas dunia, serta bentuk-bentuk mobil bergaya JDM (Japanese Domestic Market).

Merek-merek kenamaan yang turut ambil bagian pada ajang itu, antara lain Mazda dengan menampilkan Mazda MX-5, Toyota dengan mobil sport-nya Toyota 86, dan Daihatsu melalui mobil sport convertible Daihatsu Copen. Honda juga tak ketinggalan. Produsen yang juga menembus pasar Indonesia ini menampilkan line-up produk yang mendapat “sentuhan” modifikasi resmi Mugen dan Modulo.

Selain bisa melihat hasil modifikasi bawaan merek, pengunjung dibuat terkagum-kagum dengan karya tangan dingin tim Kuhl Racing. Kali ini, modifikator kawakan tersebut bekerja sama dengan memamerkan Nissan GT-R yang berbalut warna emas. Mobil ini cukup sensasional karena menggunakan body kit lebar dengan ukiran bergaya oriental.

Di mata komunitas

Kehadiran produk aftermarket juga dirasakan manfaatnya oleh banyak orang, termasuk komunitas otomotif, yang biasanya tak lepas dari kegiatan ngoprek dan memodifikasi kendaraan. Sebagai contoh Ertiga Club Indonesia (ERCI). Komunitas ini merasakan betapa pentingnya produk aftermarket yang dijual di pasaran.

            “Produk aftermarket sangat berguna bagi kami, apalagi kami adalah salah satu komunitas yang sering melakukan modifikasi kendaraan. Mobil yang kami beli dari diler tentu masih standar. Nah, agar tampil beda, kami sengaja melakukan modifikasi dengan mengganti atau menambah komponen aftermarket. Dengan demikian, mobil bisa tampil sesuai selera, baik lebih elegan ataupun sporty,” ujar Ketua Umum Erci Hendar Prasetyo, Jumat (12/2).

Salah satu modifikasi yang dilakukan Hendar dan komunitasnya adalah lampu. “Saat mobil baru diluncurkan, kami sangat sulit mencari LED yang dikhususkan untuk mobil ini. Saya dan teman-teman kemudian mencari informasi ke berbagai sumber. Hasilnya, LED yang kami cari ternyata baru ada di Tiongkok. Ya sudah, lampu itu kemudian kami impor dari Tiongkok,” tambah Hendar.

Sistem suara adalah komponen lain yang juga sering dimodifikasi. “Produk aftermarket lainnya yang sering kami cari adalah head unit. Kita sudah punya rekanan di sebuah toko di Pasar Mobil Kemayoran, Jakarta. Di tempat itu, kita bisa berkonsultasi terlebih dahulu mengenai sistem audio yang ingin dibeli, apakah bisa dikoneksikan dengan kamera mundur atau tidak, sudah termasuk LCD pada head rest atau belum,” jelasnya.

Pusat penjualan

Tak hanya audio, di Pasar Mobil Kemayoran juga melayani jasa melapis jok dan interior. Tentu dengan harga dan jenis yang bervariasi. Untuk yang ingin mengganti kaca mobil, juga bisa dilakukan di sejumlah toko di area tersebut.

Produk aftermarket tak hanya bisa dijumpai di Kemayoran. Pemilik mobil yang berdomisili di Jakarta Selatan, misalnya, dapat mengunjungi Pusat Niaga Duta Mas Fatmawati untuk memodifikasi tunggagannya. Pada akhir pekan, tempat ini selalu dipenuhi pemiliki kendaraan yang ingin mendandani mobilnya, baik sistem audio, interior, eksterior, maupun kaki-kaki kendaraan.

Pusat onderdil yang berada di lantai 5 Plaza Atrium juga dijadikan  tempat berburu suku cadang maupun aksesori. Begitu pula dengan sentra onderdil di Pasar Palmerah lantai 3. Di saat jam istirahat, tidak sedikit karyawan mengunjungi tempat itu, baik untuk membeli kebutuhan mobilnya maupun sekadar update produk aftermarket. [BYU]

noted: Produk Aftermarket di Tengah Pertumbuhan Otomotif