Tampil perdana di SEA Games Thailand 2007,  Eko Yuli Irawan langsung menyumbangkan medali emas untuk kontingen Indonesia. Saat itu, Eko yang berumur 18 tahun, turun di kelas 56 kilogram. Hebatnya, Eko langsung meraih medali emas dengan memecahkan rekor SEA Games seniornya, Jadi Setiadi.

Pada angkatan snatch (langsung mengangkat barbel ke atas kepala), Eko berhasil mengangkat barbel seberat 126 kilogram. Pada clean and jerk (menaruh barbel di dada, sebelum diusung ke atas kepala), Eko memecahkan rekor dengan angkatan 158 kilogram. Rekor lama atas nama Jadi Setiadi seberat 150 kilogram yang diciptakan pada SEA Games 2003 di Hanoi.

Pada 2009, di penyelenggaraan SEA Games Laos, Eko naik kelas di 62 kilogram. Pada gelaran ini, Eko juga mengungguli rekor Gustar Junianto yang tercipta pada SEA Games Vietnam tahun 2003.

Pada angkatan snacth, Eko mengangkat beban seberat 135 kilogram. Untuk angkatan clean and jerk, Eko mengangkat beban seberat 165 kilogram. Untuk total angkatan, Eko mencatat rekor baru seberat 300 kilogram.

Ketika berlaga di SEA Games 2011 Indonesia, Eko memperbaiki torehan rekornya sendiri. Eko berhasil mengangkat barbel 136 kilogram pada angkatan snatch. Sedangkan di angkatan clean and jerk, Eko mengangkat 166 kilogram. Dengan demikian, Eko membukukan rekor baru SEA Games pada total angkatan dengan 302 kilogram.

Dua tahun kemudian pada ajang yang sama, di Stadion Thein Byu, Yangon, Myanmar, Eko mengusung barbel 137 kilogram untuk snatch  dan 167 kilogram untuk clean and jerk. Torehan manis ini mengantarkan Eko empat kali berturut-turut menyumbangkan medali emas untuk Indonesia dalam ajang SEA Games.

Sayangnya, setelah angkat besi tidak dipertandingkan pada 2015, Eko harus menyerahkan medali emas kepada lifter Vietnam, Trinh Van Vinh, pada SEA Games 2017 di Malaysia. Dengan angkatan snatch 140 kilogram, clean and jerk 166 kilogram, dan total angkatan 306 kilogram, Eko harus puas meraih medali perak.

ILLUSTRASI: IKLAN KOMPAS/ARIEF KRESTIONO.