Hari ini cuaca cukup terik di Tanjungbalai, Sumatera Utara. Kayla duduk di kursi teras. Saat itu, ia melihat Kak Nara, kakaknya yang sudah kuliah, baru selesai mencuci tangan di keran air pekarangan rumah.

“Kakak dari mana?” tanya Kayla saat Kak Nara membuka maskernya.

“Tadi kakak dan teman-teman kuliah bagi-bagi masker untuk penjual kerang di pinggir Titi Sei Silau,” jawab Kak Nara. “Kakak mandi dulu, yaa. Bersih-bersih. Nanti Kakak cerita.”

Beberapa saat kemudian, Kak Nara muncul. Aroma wangi sabun tercium.

Kayla kini sedang menonton acara berita di televisi. Ia melihat berita tentang para pedagang pasar yang sedang berjualan.

“Masker-masker buat para penjual kerang tadi, Kakak dan teman-teman memberikannya gratis, Kayla. Itu wujud peduli Kita untuk para pedagang yang tetap harus berjualan dalam kondisi wabah ini,” jelas Kak Nara.

Kayla manggut-manggut.

“Kalau yang dipakai bapak-bapak itu apa, Kak?” tunjuk Kayla ke arah televisi saat melihat seorang bapak pedagang yang menggunakan masker dan pelindung wajah bening.

“Oh, itu namanya face shield. Virus Covid-19 bisa menular melalui percikan titik air, sewaktu batuk atau bersin. Untuk perlindungan diri, kita bisa pakai masker dan face shield.”

Pandangan Kayla tak lepas dari acara televisi itu.

Face shield itu bisa dibuat sendiri, lho!” komentar Kak Nara. “Bisa juga dibuat dari barang bekas.”

Tiba-tiba tebersit sesuatu di benak Kayla. Dia suka membuat prakarya dari barang bekas. “Kak, Kayla mau sumbang face shield untuk pedagang pasar. Boleh?”

Kak Nara mengangguk. “Boleh, dong! Kakak bantu, ya.”

Sore ini Kayla dan Kak Nara sibuk dengan berbagai macam bahan. Ada botol plastik ukuran 2 liter, karet jahit, busa, pisau kecil, gunting, lakban bening dan pelubang kertas.

Kak Nara menggunting bagian bawah dan bagian atas botol. Setelah itu membelahnya secara tegak lurus dari bawah ke atas.

“Kayla bantu ratakan sisi bekas potongan dengan lakban bening, agar tidak ada ujung tajam yang melukai kulit.” Kayla mengangguk. Ia menempelkan lakban bening di sekeliling botol plastik yang sudah terbelah.

Selanjutnya, ia menempelkan busa di bagian atas face shield. Sedangkan Kak Nara membuat lubang di kedua sisi dan mengikatkan karet jahit melalui lubang itu.

Face shield-nya sudah jadi!” Kayla bersorak gembira. Kayla dan kakaknya membuat prakarya face shield hingga beberapa buah.

Esoknya, face shield itu dibawa Kak Nara untuk diberikan pada penjual kerang di pinggir Titi Sei Silau.

“Kayla, ada panggilan video call dari Kak Nara,” panggil Ibu.

Kayla menerima panggilan itu. Ia mendapat ucapan terima kasih dari seorang bapak penjual kerang. Kayla senang bisa membuat prakarya dan berbagi kebahagiaan. *

 

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Karunia Sylviany Sambas
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita