Nenek suka sekali bercerita mengenai banyak hal. Sesekali ia akan bercerita tentang para pahlawan dan ilmuwan besar. Kali lain, ia akan bercerita tentang tempat dan makhluk-makhluk ajaib yang tak ada di dunia nyata. Semua cerita yang nenek tuturkan sungguh seru dan menegangkan.

Saat nenek mulai bercerita, Aku dan Dito akan hanyut dalam ceritanya. Jika waktu sudah larut malam, nenek akan menghentikan ceritanya. Kemudian menyuruh kami tidur.

Namun, sudah satu minggu nenek sakit. Sepanjang hari, nenek hanya terbaring di tempat tidur di kediaman kami di Palimanan, Kabupaten Cirebon.

“Bu, kapan ya Nenek sembuh?” tanya Dito polos.

Ibu tersenyum. “Semoga Nenek segera sembuh. Dito jangan berhenti berdoa untuk Nenek.”

Dito mengangguk, kemudian berbisik di telingaku. “Kak Ziva, Aku rindu Nenek mendongeng cerita ajaibnya.”

Aku mengangguk. “Kakak juga.”

Ibu lalu berkata, “Selama ini, Nenek yang suka bercerita pada kalian, bagaimana kalau sekarang kalian yang mendongeng untuk Nenek agar beliau cepat sembuh?”

“Wah, seperti transfer energi ya Bu?” celetuk Dito.

Ibu mengangguk. “Yup. Transfer energi dari para prajurit dongeng!”

“Wah asyik, aku mau!” seru Dito.

“Aku juga!” seruku sama antusiasnya dengan Dito.

Semenjak itu, Aku dan Dito mendongeng untuk nenek setiap pagi atau sore hari. Kami bercerita banyak hal, mulai dari film yang kami tonton, pengalaman di sekolah, atau bahkan cerita khayalan.

Ternyata mendongeng sama serunya dengan mendengarkan dongeng. Saat kami bercerita, nenek akan tersenyum, sesekali tertawa, dan mengacungkan jempol meski dengan gerakan perlahan.

Hari ini, aku dan ibu memasak bubur ayam kesukaan nenek. Seperti biasa, setiap pagi aku akan menyuapi nenek makan, kemudian bercerita. Betapa terkejutnya aku saat mendapati nenek sudah bisa duduk di kursi rodanya, dan mengobrol dengan ayah.

“Nenek…” sapaku sambil segera memeluk nenek.

“Wah, cucu Nenek yang satu ini rindu mendengar cerita Nenek katanya,” ujar Ayah.

Nenek terkekeh. “Alhamdulillah, nanti malam Nenek sudah bisa bercerita.”

“Wah, benarkah, Nek?”

Nenek mengangguk.

Tiba-tiba Dito berlari masuk dan berteriak, “Neneeeek!”

“Wah, cucu kecil Nenek datang.”

“Nenek benar ya nanti malam mendongeng lagi!” seru Dito

“Iya, tapi, kalian juga harus mendongeng untuk Nenek.”

“Siap!” seruku dan Dito bersamaan. “Kami kan prajurit dongeng!” .

Malam harinya seperti janji nenek, beliau menceritakan suatu kisah pada kami. Kami benar-benar senang akhirnya nenek sembuh dan dapat bercerita seperti sediakala. *

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Dwi Ayu Lestari
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita