Menjadi orangtua mau tidak mau juga harus memiliki kemampuan untuk bisa merencanakan keuangan. Setidaknya, orangtua harus memiliki 4 pos keuangan dalam mengelola keuangan rumah tangga.

Perencanaan keuangan menjadi salah satu kunci kesejahteraan keluarga, terlebih jika Anda sudah memiliki anak. Mungkin ada banyak pertanyaan tentang pengelolaan keuangan.

Misalnya, apakah masuk akal mulai menabung untuk pendidikan anak bagi anak Anda yang masih bayi? Apakah dana untuk hiburan cukup realistis ketika memiliki tiga anak?

Orangtua harus tahu bagaimana mencapai tujuan-tujuan keuangan keluarga serta langkah-langkah apa yang mesti ditempuh. Brittney Castro, seorang konsultan finansial dari Amerika Serikat, membagikan tips tentang mengelola keuangan keluarga.

Castro mengatakan bahwa orangtua harus tahu dulu kondisi keuangan saat ini. Untuk itu, ketahui benar-benar total penghasilan Anda, aset, pengeluaran, dan jumlah utang jika ada.

Dari situ, lihat arus kas Anda; bagaimana total penghasilan dibandingkan dengan jumlah pengeluaran? Selain itu, cari tahu posisi kekayaan bersih Anda dengan mengurangi jumlah utang dengan aset yang Anda miliki.

Setelah mengetahui kondisi keuangan Anda saat ini, tentukan prioritas finansial. Anda bisa berfokus pada empat hal ini: dana darurat, dana pensiun, dana pendidikan anak, dan anggaran hiburan. Agar pengelolaan keuangan lebih rapi, pisahkan ini ke dalam empat rekening yang berbeda-beda.

1. Dana darurat

mengatur keuangan darurat
Idealnya, jumlah dana darurat setidaknya 12 kali pengeluaran bulanan. (Shutterstock)

Dana darurat harus menjadi prioritas utama. Dana ini adalah uang yang bisa Anda gunakan ketika mengalami situasi keuangan yang kurang stabil atau tiba-tiba harus mengeluarkan dana dalam jumlah cukup besar. Misalnya, tagihan rumah sakit atau perbaikan rumah.

Idealnya, jumlah dana darurat setidaknya 12 kali pengeluaran bulanan (yang mencakup misalnya cicilan KPR, uang sekolah anak, asuransi, biaya berlangganan media hiburan, dan lain-lain). Rekening untuk dana darurat sangat disarankan terpisah dengan rekening operasional. Dengan begitu, Anda tidak akan memanfaatkan dana ini untuk kebutuhan harian atau bulanan.

Apabila jumlah minimum dana darurat Anda belum terpenuhi, ada baiknya mengeset semacam autodebit dari rekening operasional atau penghasilan Anda. Lewat cara ini, kita jadi lebih disiplin dan target lebih mudah terpenuhi.

2. Dana pensiun

Pastikan dana darurat terpenuhi terlebih dahulu, setelah itu beranjaklah untuk menyisihkan dana pensiun. Jika Anda belum punya, penting untuk menganggarkan penghasilan untuk dana pensiun ini. Besarannya tergantung kebutuhan serta gaya hidup kita.

Namun, beberapa pakar menyarankan untuk mengalokasikan 12 persen penghasilan saat ini untuk tabungan pensiun. Apabila sudah ada alokasi dari kantor, misalnya 6 persen penghasilan, tabunglah secara mandiri 6 persen sisanya.

3. Dana pendidikan

menghitung biaya pendidikan untuk anak
Biaya pendidikan naik kira-kira 15 persen setiap tahunnya. (Shutterstock)

Melangkah ke prioritas berikutnya, dana pendidikan. Anak akan menempuh beberapa jenjang pendidikan, dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Biaya pendidikan naik kira-kira 15 persen setiap tahunnya. Oleh karena itu, mungkin akan terasa berat jika tidak disiapkan sejak awal.

Bayangkanlah pendidikan yang Anda rencanakan untuk anak, misalnya jenis sekolahnya dan gambaran soal biaya pendidikannya. Lakukan riset kecil untuk survei biaya pendidikan ini, misalnya dengan mencari di internet atau menelepon sekolah tertentu.

Jumlahkan total biaya yang diperlukan dan jangan lupa perhitungkan inflasi. Setelah itu, tentukan rencana pemenuhan target dana pendidikan, misalnya dengan deposito, investasi, atau menggabungkan kedua cara tersebut.

4. Anggaran hiburan

Nah, urusan senang-senang jangan dilupakan. Anggaran hiburan juga sangat penting. Ini bisa digunakan untuk memenuhi keinginan finansial jangka pendek, dari membeli play station, ayunan untuk halaman belakang, sampai liburan ke luar kota atau luar negeri.

Kuncinya, anggaran ini tidak boleh sampai mengganggu tujuan finansial jangka panjang lain, seperti dana pensiun atau dana pendidikan. Mirip dengan dana darurat, sebaiknya pisahkan rekening anggaran hiburan ini. Jadi, Anda bisa dengan segera melihat dengan jelas besaran masing-masing pos.

Jika rekening hiburan bercampur dengan yang lain, mungkin akan ada bias atau ilusi soal seberapa besar dana yang bisa dipakai untuk kepentingan rekreatif. Perencanaan keuangan yang matang menjadi salah satu fondasi untuk kehidupan keluarga yang berkualitas.

Dan, ingat, meski rasanya tidak realistis untuk memenuhi semua pos-pos keuangan itu dalam kondisi saat ini, mengambil langkah kecil untuk mimpi finansial yang lebih besar adalah cara untuk mewujudkannya. Lebih baik memulai daripada tidak sama sekali.