Permasalahan perkotaan tak perlu selalu diejawantahkan menjadi umpatan kekesalan atau kambing hitam munculnya tingkat stres yang tinggi. Di tangan Hordy Jones, band rock asal Tangerang, polemik perkotaan justru menjadi inspirasi dalam pembuatan debut EP-nya bertajuk Sin City.

Peluncuran EP yang bertepatan dengan casette store day menjadi momen dari Hordy Jones untuk mengungkapkan bentuk keresahan para personilnya terhadap pelbagai masalah kehidupan dalam dunia urban. “Sin City” lebih khusus menceritakan masa-masa remaja dari kenaifan tentang cinta hingga mengkritisi kehidupan di kota. Karya mereka digubah dengan kemasan electric sound yang lebih mendekati blues kontemporer.

Amrul Fikri (vokal, bas), Gamma Gilang (gitar, backing vocal, harmonika), dan Muhammad Rizki Naediyatama (drum) mencurahkan segala pengalaman suka duka, pahit manis dalam politik hingga cinta. Beberapa lirik ditulis Amrul dari pengalaman pribadi dan cerita dari personil lain.

“Kita berasal dari sekolah yang sama. Album ini merupakan cara pandang kami melihat sesuatu semasa SMA. Ada putih, ada hitam. Itu pasti. Nah, pembuatan lagu ini sebenarnya sudah dimulai sejak SMA, tapi baru bisa rekaman pada 2018, setelah gue selesai kuliah di Bandung,” ujar Amrul.

Hordy Jones merupakan bentuk kebersamaan yang utuh dari ketiga personil. Terhitung sudah lima tahun mereka berbagi kreativitas dalam bidang musik. Penggarapan Sin City tidak dilakukan sendiri saja. Hordy Jones menggandeng Roaches Records dan ilustrator Agil Jafar dan Della Vivilias.

EP ini juga akan dirilis dalam bentuk CD pada 13 Oktober 2018 dalam acara tahunan casette store day di Kedai Kinetik, Tangerang. EP ini juga bisa dipesan melalui akun Instagram@roaches.recs. [*/VTO]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 6 November 2018.