Liburan sekolah tahun ini aku dan keluargaku berlibur ke kawasan Mandalika, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kami menginap di rumah tanteku yang terletak di Desa Sukadane, Kecamatan Punjut, Lombok Tengah. Kami akan berlibur selama seminggu di tempat yang dikenal dengan Pulau Seribu Masjid ini.
Setelah beristirahat dari perjalanan jauh Medan – Lombok, keesokan harinya aku bersama ayah dan bunda diantar oleh Tante Siska dan Om Bagus menuju salah satu pantai yang ada di Mandalika yaitu Pantai Seger. Sebuah pantai indah yang populer dengan legenda Putri Mandalika.
Di sepanjang perjalanan menuju Pantai Seger Tante Siska bercerita tentang legenda Putri Mandalika tersebut.
Tidak butuh waktu lama, kami pun sampai di Pantai Seger. Pemandangan indah menyambut kami di sana. Hamparan pasir putih dan lautnya yang biru dikelilingi bukit-bukit yang hijau sungguh sangat memikat mata.
“Bagus kan, Ri pantainya?” tanya bunda kepadaku.
“Bagus banget, Bun. Riri senang sekali bisa mengunjungi tempat yang indah dan memiliki legenda seperti Pantai ini.” .
“Iya, apalagi kalau kamu bisa menyaksikan Festival Bau Nyale. Bunda yakin kamu semakin takjub berada di pantai ini.”
“Festival Bau Nyale, Bun?” tanggapku ingin tahu.
“Iya Festival Bau Nyale adalah festival menangkap cacing yang bisa bercahaya kalau di malam hari. Cacing itu disebut Nyale oleh masyarakat di sini. Mereka juga mempercayai Nyale merupakan perwujudan dari Putri Mandalika. Festival ini diadakan setahun sekali tepatnya di bulan Februari atau Maret,” jelas bundaku.
“Duh, sayangnya kita liburannya di bulan Juli ya, Bun. Jadi kita tidak bisa lihat langsung festivalnya”.
“Sudah, jangan sedih begitu dong, Ri. Nih, Tante bawakan masakan khas Mandalika. Pasti kamu suka”.
“Apa itu Tante?” tanyaku antusias.
“Ini namanya ayam taliwang, Ri. Coba deh!”
Akupun mengambil bagian paha dari ayam taliwang yang disuguhkan Tante Siska. Rasanya memang enak sekali.
Dari kejauhan, aku melihat ayahku dan Om Bagus bersiap-siap untuk melakukan snorkeling. Kegiatan snorkeling ini adalah untuk melihat beragam ikan berenang dan terumbu karang yang indah di kawasan Pantai Seger ini.
Pemandangan di Pantai Seger ini memang sungguh luar biasa. Pantai dengan air laut yang tenang dihiasi monumen Putri Mandalika serta bukit hijau yang subur membuat kami tidak sadar hari sudah sore.
Kami bersiap untuk pulang. Seperti biasa, bundaku selalu mengingatkanku agar tidak meninggalkan sampah di tempat yang kami kunjungi. Karena kata bunda, kita harus senantiasa bersyukur atas karunia Tuhan dengan cara merawat dan melestarikan alam serta tidak membuang sampah sembarangan.
Liburan di Mandalika ini akan menjadi liburan yang tak terlupakan olehku. *
Penulis: Deci Rizkahayu Lubis
Pendongeng: Kang Acep (youtube: acep_yonny)
Ilustrasi: Regina Primalita