Untuk melayani kebutuhan nasabah yang makin kompleks, perbankan memerlukan dukungan teknologi informasi (TI) yang mumpuni. Dengan perangkat lunak dan keras TI, bank dapat menciptakan sejumlah produk perbankan yang praktis dan memudahkan aktivitas nasabah.

Memilih dan menentukan suatu perangkat lunak atau keras perbankan tak bisa dilakukan sembarangan. Bank harus menakar terlebih dulu beberapa pertimbangan. Apa saja pertimbangan itu?

Pertama, kemampuan menyimpan data, termasuk memilah berbagai jenis atau klasifikasi data. Bank-bank dengan jutaan nasabah tentu membutuhkan komputer dengan memori yang besar dan prosesor yang tangguh. Namun, bank seperti BPR yang nasabahnya “hanya” ribuan orang tentu lebih memilih perangkat komputasi di bawah bank-bank besar.

Pertimbangan kedua adalah aspek keluwesan (flexibility) perangkat. Bank bekerja secara dinamis, mengikuti perkembangan pasar yang kemudian memengaruhi inovasi produknya. Meski produk bank berkembang, informasi pendukung yang dikumpulkan dari nasabah pada dasarnya sama. Namun, bank tetap membutuhkan perangkat lunak yang dapat mengantisipasi perkembangan tersebut sampai batas tertentu.

Yang ketiga adalah kemampuan perangkat dalam mengamankan data yang diperamnya. Bank adalah lembaga keuangan yang merawat kepercayaan masyarakat. Oleh sebab itu, bank amat membutuhkan perangkat komputasi yang andal menjaga kerahasiaan data nasabah.

Pertimbangan selanjutnya adalah kemudahan pengoperasian. Maksudnya, perangkat tersebut mudah dipahami dan dioperasikan hanya oleh petugas bank yang diberi wewenang. Semisal, tahap input data, pemrosesan, dan output-nya bisa dipelajari dalam tempo relatif singkat tanpa menghambat kegiatan perbankan secara keseluruhan. Perangkat lunak ini juga harus mampu mengendus setiap kesalahan pemakaian dan memberi petunjuk jalan keluarnya.

Kelima, perangkat lunak yang digunakan mampu menyajikan laporan dalam rupa yang jelas dan mudah dimengerti. Untuk proses audit, bank sangat membutuhkan laporan yang lengkap dan jelas atau mudah dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini sekaligus untuk mendukung transparansi bank yang bersangkutan.

Pertimbangan berikutnya adalah kestabilan kinerja perangkat lunak. Saat sistem TI bank masuk tahap perawatan, perangkat-perangkat lunak yang digunakan tetap dapat beroperasi agar pelayanan bank tidak terganggu. Selain itu, perawatan perangkat lunak tadi tak membutuhkan biaya yang terlalu mahal. [*/TYS]

foto: shutterstock