Candi Borobudur yang ditetapkan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada 1991 merupakan salah satu monumen Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra.
Candi yang terletak di Lembah Kedu, Magelang, Jawa Tengah, itu dibangun dalam 3 tingkatan, yaitu dasar piramida dengan 5 teras persegi konsentris, batang kerucut dengan 3 platform melingkar dan, di atas, sebuah stupa monumental. Candi induk adalah sebuah stupa yang dibangun dalam tiga tingkat mengelilingi sebuah bukit yang merupakan pusat alam.
Kemegahannya membuat banyak orang ini menyaksikannya secara langsung. Tidak heran jika Candi Borobudur merupakan destinasi wisata yang banyak dikunjungi orang terutama ketika hari libur. Mengeksplorasi Borobudur dan sekitarnya pastinya akan memberikan pemahaman akan betapa kayanya keragaman budaya kita.
Namun, jangan pernah samakan destinasi wisata candi dengan obyek wisata lainnya. Ada beberapa aturan dan etiket yang wajib dipatuhi oleh pengunjung Candi Borobudur.
Berikut ini, beberapa etiket yang harus dipatuhi ketika berwisata ke candi.
Berpakaian sopan
Saat berkunjung ke Candi Borobudur, ada baiknya para wisatawan mengenakan pakaian yang sopan dan tertutup. Mengenakan celana pendek tentu saja tidak disarankan. Apabila sudah telanjur mengenakan celana pendek, Anda bisa menyewa kain panjang atau sarung untuk menutupinya.
Tidak hanya di candi yang masih digunakan sebagai tempat ibadah, penghormatan dengan berpakaian sopan juga lebih baik dikenakan ketika mengunjungi situs candi lainnya.
Selain itu, jika ingin menjelajah dan mendekat ke Candi Borobudur, ada baiknya mengenakan alas kaki yang ramah terhadap batuan candi. Maklum saja, alas kaki yang tajam dan keras bisa menyebabkan kerusakan terhadap batuan candi.
Berfoto sewajarnya
Tidak dapat ditampik jika Candi Borobudur menawarkan arsitektur bangunan yang sangat indah dan didukung dengan kondisi dan panorama alam yang juga sangat indah. Hal ini tentu saja mengundang para wisatawan untuk melakukan aktivitas berfoto. Terlebih lagi, keunikan arsitekturnya merupakan latar belakang berfoto yang menarik.
Berfoto di candi tidak bisa dilakukan dengan sesuka hati. Hindari pose atau gayang yang berlebihan seperti melompat karena bisa merusak candi. Maklum saja, konstruksi candi yang telah berusia ratusan tahun tentu memiliki ketahanan dan kekuatan yang berbeda bila dibandingkan bangunan modern.
Hormati orang yang beribadah
Walaupun dibuka sebagai tempat wisata untuk umum, Candi Borobudur juga masih berfungsi sebagai tempat ibadah umat Buddha.
Sering kali kegiatan peribadatan dilakukan berdampingan dengan aktivitas wisata. Tentu saja wisatawan yang berkunjung harus menghormati dan mendahulukan mereka yang datang untuk kepentingan ibadah meski agama dan keyakinannya berbeda.
Selain mendahulukan mereka yang beribadah, juga sampai pula mengganggu jalannya peribadatan. Wisatawan bisa melakukannya dengan tidak berisik ketika peribadatan sedang berlangsung.
Jaga sikap dan perkataan
Sebagai tempat peribadatan, entah itu pada masa sekarang ataupun zaman dahulu, Candi Borobudur merupakan tempat suci. Tentu berkunjung ke tempat seperti itu haruslah senantiasa menjaga sikap dan perkataan.
Menjaga sikap salah satunya bisa dilakukan dengan tidak berlarian di kawasan candi. Tidak membuang sampah sembarang juga merupakan satu hal yang wajib dilakukan.
Sementara itu, menjaga perkataan bisa diterapkan dengan tidak berkata kotor. Selain itu, hendaknya tidak berbicara terlalu keras saat berada di candi.
Tidak melakukan vandalisme
Candi Borobudur merupakan peninggalan peradaban masa lalu yang sangat berharga. Keberadaannya harus dijaga, baik oleh pihak pengelola maupun wisatawan yang berkunjung ke candi.
Batu candi yang berusia ratusan tahun sangat rentan jika sampai terkena bahan kimia. Pembersihan candi pun tidak bisa menggunakan bahan pembersih kimia seperti sabun.
Oleh karena itu, kegiatan vandalisme seperti mencorat-coret candi jelas dilarang. Selain merusak pemandangan, corat-coretan di candi dapat menghancurkan peninggalan kejayaan peradaban masa lalu itu.
Patuhi juga peraturan yang telah ditetapkan pihak pengelola. Bisa saja wisatawan tidak diperkenankan masuk ke bangunan candi karena tempat itu khusus bagi mereka yang akan beribadah. Peraturan ini tentu saja harus dipatuhi. Selain agar bangunan candi tetap terjaga dan awet, aturan itu juga dibuat supaya adat istiadat, budaya, serta tradisi tetap terjaga.
Ajang Borobudur Marathon dengan tema “Stronger to Victory” yang rangkaian acaranya akan diadakan pada 11-13 November 2022 bisa menjadi momen yang tepat untuk lebih mengenal dan memahami situs warisan budaya ini. Bisa dipastikan, usai berkunjung ke Candi Borobudur Anda akan merasa sangat bangga bahwa situs warisan dunia ini bagian dari Indonesia tercinta.