Di Indonesia, perempuan memegang peranan yang cukup penting dalam mengatur keuangan rumah tangga. Kepiawaiannya mengatur keuangan keluarga akan menentukan sejahtera tidaknya keluarga tersebut.

Maklum saja, sebuah survei menyebutkan, 90 persen perempuan melakukan pembayaran tagihan untuk kebutuhan sekaligus pembelanja rumah tangga. Namun, uniknya, hanya sedikit perempuan yang memiliki keterampilan dalam perencanaan keuangan dan keterampilan investasi.

Klasikamus:
Perencanaan Keuangan menurut Certified Financial Planner, Board of Standards adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana.

Seorang ibu rumah tangga di kawasan Jakarta Selatan menjadi salah satu contohnya. Sebut saja namanya Icha. Ia pada awalnya sangat bergantung pada penghasilan sang suami. Berbekal menyisihkan uang belanja harian, perempuan ini akhirnya mampu membeli tanah di berbagai daerah dan merenovasi rumahnya di daerah strategis Jakarta untuk dijadikan rumah indekos. Setelah suaminya meninggal dunia, ia pun masih tetap mampu menyekolahkan anak-anaknya yang berjumlah 6 orang hingga menjadi sarjana berbekal penghasilan indekos tersebut. Bukan hanya itu, ia juga mampu menghajikan keenam anaknya sekaligus memberikan mereka warisan tanah.

Apa rahasianya? Menurut Icha, kuncinya hanya disiplin dan mimpi. Jika ibu rumah tangga lain hanya fokus pada penghematan keluarga, Icha justru berupaya keras untuk berinvestasi. Dari setiap uang belanja yang ia hemat, hal tersebut disisihkan dalam bentuk tabungan. Ketika sudah mencapai jumlah tertentu, uang itu akan ia belikan emas atau mata uang asing. Ia pun selalu mencari tahu jika ada orang yang menjual tanah dengan harga “miring”. Ia beranggapan, investasi dalam bentuk tanah tidak akan pernah merugi. Artinya, Icha tidak hanya tahu cara berhemat, tetapi juga mencari tahu bagaimana “memutar” uang tersebut menjadi aset produktif, yang bisa menghasilkan, bahkan melebihi uang pokok.

Dalam penggunaan uang sehari-hari, ia juga selalu disiplin dan mencatat kebutuhan apa yang harus dibeli. Jika hanya 10 jenis barang yang ia butuhkan, hanya 10 barang itulah yang ia beli. Iming-iming iklan dan produk diskon nyaris tidak pernah digubrisnya.

Terlepas dari apa yang dilakukan Icha, perempuan sebagai pengatur keuangan rumah tangga harus bisa memutuskan apa yang benar-benar diinginkan serta fokus hanya kepada kebutuhan dan tujuan yang penting. Oleh karena itu, membuat skala prioritas secara jujur sangatlah penting.

Jangan pernah tunda kebiasaan menabung. Mulailah dari sekarang dengan sejumlah kecil uang, lalu tingkatkan jumlah tabungan secara berkala. Lalu lakukan riset fakta, termasuk yang terkait dengan investasi. Bahkan emas juga bisa sebagai instrumen tabungan atau instrumen investasi, atau sebatas pelindung nilai dari terkaman inflasi

Jika sudah cukup piawai dalam mengatur keuangan keluarga, tidak ada salahnya Anda “belanja” asuransi sebagai perlindungan untuk diri, pendidikan, kendaraan, atau properti. Bahkan, kini pembelian asuransi pun sudah bisa dilakukan secara online. Mereka yang sudah piawai tentunya akan merasa nyaman melakukan pembelian asuransi secara online karena dari segi biaya tentunya akan jauh lebih efisien. Sementara itu, mereka yang masih awam tentu lebih nyaman jika mendapat penjelasan terlebih dulu dari agen asuransi. Apa pun itu, dalam berinvestasi, ada baiknya para perempuan mendiskusikan terlebih dahulu dengan suami mengenai investasi apa yang terbaik bagi keluarga mereka. Bagaimana dengan Anda? [AYA]

noted: perempuan dalam mengatur keuangan rumah tangga