Komunitas dan ekosistem web 3 (termasuk NFT) ibarat bensin dan motor. Tanpa komunitas, ekosistem tersebut tidak akan bisa berjalan.

Demikian antara lain kesimpulan pentingnya komunitas dalam ekosistem (space) web 3, rantai blok, dan NFT yang masih sangat mula, menurut Ruanth Chrisley, dalam sebuah diskusi bertajuk “The Importance of Community in Web 3” yang diselenggarakan Utopia Blok:verse, Jumat (11/11/2022) malam.

Co-founder komunitas NFT Metarupa tersebut juga menambahkan bahwa iklim yang ada antarkomunitas akan memegang peranan penting dalam perkembangan atau sosialisasi mengenai web 3.

“Indonesia beruntung karena komunitas (NFT) di sini masih saling dukung satu sama lain,” kata Ruanth. “Di negara lain, antarkomunitas akan saling bersaing dan mengalahkan.”

Iklim ini menjadikan komunitas di Indonesia kian beragam dan membentuk peran masing-masing. Ada komunitas yang sifatnya inklusif, memiliki banyak anggota, dan bisa menjadi lahan untuk belajar bagi pemula misalnya.

“Komunitas seperti IDNFT dan Satu Sekte misalnya, bisa jadi langkah awal bagi mereka yang ingin mulai mempelajari NFT dan web 3,” tutur Monimel, salah satu peserta diskusi.

Dalam komunitas inklusif, pemula, kreator, moderator, dan sebagainya bisa bergabung tanpa batasan. Mereka biasanya juga menyediakan semacam platform belajar yang bisa berguna bagi anggotanya untuk mengenal ekosistem ini.

Komunitas Eksklusif

Selain inklusif, ada pula komunitas-komunitas yang bisa dibilang eksklusif. Komunitas ini merupakan kumpulan individu yang memiliki latar, kategori, atau tujuan yang sama. Komunitas Utopia misalnya, mereka memosisikan diri sebagai kumpulan orang-orang yang memiliki pengaruh di dunia web 3.

“Utopia itu barangkali seperti HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia),” kata Jagad Marcelleno, community lead dari Utopia. “Kami mengumpulkan top leader, pengelola project, atau profesional di dunia web 3.”

Senada dengan Utopia dalam hal eksklusivitas, Metarupa yang didirikan Ruanth bersama sejumlah kreator ingin menjadi fasilitator. “Kami bermaksud menjadi onboarding bagi kreator dan brand yang ingin masuk ke web 3,” kata Ruanth.

Di Indonesia, dari berbagai daerah, komunitas-komunitas web 3 terus berkembang dan membentuk spesialisasi masing-masing. Dari komunitas umum developer web 3, trader crypto, dan sebagainya. Meski demikian, masih dibutuhkan upaya untuk memilah dan memberikan visi agar komunitas tersebut bisa berkontribusi.

“Mulai harus dilihat kembali mana komunitas yang memang berkeinginan untuk memajukan space ini,” tegas Ruanth.

Baik komunitas inklusif atau eksklusif, keduanya tetap dituntut untuk berperan dalam mengembangkan ekosistem (space) web 3 dan turunannya agar bisa memberi manfaat bagi orang yang ada di dalam, maupun yang hendak mengadopsinya.