Apa yang terjadi ketika seseorang melihat suami dan anaknya dibunuh secara brutal? Ia akan melakukan apa pun untuk menegakkan keadilan. Itulah yang ingin diceritakan di film Peppermint. Film ini diawali sebuah perkelahian brutal di dalam mobil antara seorang perempuan dan seorang laki-laki. Perkelahian berakhir ketika sebutir peluru menembus kepala si laki-laki. Sejurus kemudian, cerita berganti flashback kejadian lima tahun sebelumnya.

Perempuan yang sama itu ternyata bernama Riley North (Jennifer Garner). Ia adalah seorang karyawan bank yang bekerja membanting tulang untuk menopang ke­hidup­an keluarganya. Ia dan suaminya, Chris, seorang mekanik bengkel, berencana hendak merayakan ulang tahun anak semata wayang mereka, Carly.

Riley berjanji pulang kantor lebih awal agar dapat menghadiri pesta ulang tahun Carly. Sayangnya, atasannya menyuruhnya lembur.

Terlambat tiba, ternyata Riley mene­mukan rumahnya sepi-sepi saja. Tak ada keriuhan pesta. Carly kemudian menjelaskan, teman-temannya tidak ada yang datang dengan berbagai alasan. Untuk mengobati kekece­waan Carly, Riley dan Chris pun mengajaknya melihat karnaval dan makan di luar. Hari istimewa Carly yang semula berantakan itu tampak­nya dapat diperbaiki dan akan ber­akhir menyenangkan. Namun, saat Riley dan keluarganya hendak pulang, terjadilah peristiwa tak terduga.

Sebuah mobil menghampiri Chris dan Carly yang sedang berjalan dan mem­berondong mereka dengan timah panas. Riley yang berjalan belakangan hanya bisa berteriak melihat orang-orang yang dicintainya jatuh tak bernyawa.

Tanpa sepengetahuan Riley, ter­nyata Chris sebelumnya sempat diajak seorang teman untuk terlibat dalam perampokan terhadap Diego Garcia (Juan Pablo Raba), gembong narkoba berpengaruh yang di­takuti. Meski belakangan membatalkan niat karena hendak mengantarkan anaknya jalan-jalan, nama Chris ternyata sampai ke telinga Garcia. Ia pun menyuruh anak buahnya untuk memberi pelajaran sehingga Chris dan putrinya harus kehilangan nyawa.

Meski yakin dapat mengenali pem­bunuh­nya, Riley gagal di pengadilan. Ternyata, pengaruh Garcia membuat aparat penegak hukum tidak berani melawannya. Hakim memutuskan bahwa kesaksian Riley tidak dapat diterima. Marah oleh putusan hakim, Riley lalu melarikan diri setelah se­belumnya sempat mencoba menye­rang pelaku pem­bunuhan keluarga­nya.

Tidak ada kabar berita selama lima tahun, tiba-tiba orang-orang yang terlibat kasus Riley mengalami serangan. Ternyata, Riley kembali untuk menuntut balas dan menegak­kan keadilan bagi anak dan suaminya. Mampukah dia menghadapi aparat penegak hukum dan Garcia beserta gerombolannya?

Foto-foto dokumen STXfilms

Kisah pada film ini sederhana saja, yaitu tentang orang yang menuntut keadilan. Namun, menjadi tidak biasa karena tokohnya adalah seorang perempuan yang tadinya digambarkan sebagai orang yang biasa-biasa saja. Mendadak setelah kembali lima tahun kemudian, Riley menjelma menjadi petarung yang mumpuni dan gagah berani. Dia bahkan bisa mengalahkan kaki-tangan gembong narkoba yang perawakannya besar-besar.

Tidak begitu jelas diceritakan bagaimana perubahan Riley yang begitu drastis itu terjadi. Tiba-tiba saja ia menjadi ahli senjata api dan bahan peledak serta menguasai seni bela diri yang mematikan. Meski dikisah­kan mengalami luka-luka, sosok Riley digambar­kan begitu tangguh dan sulit dikalahkan. Seorang diri, dia menantang gerombolan penjahat bengis yang terlatih melakukan kejahatan. Dalam hal ini, kisah pada Peppermint cukup mengganggu akal sehat. Namun, jika Anda tidak terlalu pusing dengan logika cerita, film ini menyuguhkan kisah aksi yang cukup menantang sekaligus menghibur. [ACA]

Sutradara:
Pierre Morel

Produser:
Gary Lucchesi,Tom Rosenberg, Richard S Wright

Skenario:
Chad St. John

Pemeran:
Jennifer Garner, John Ortiz, John Gallagher Jr, Juan Pablo Raba, Tyson Ritter

Rilisan:
Amerika Serikat

Tayang Perdana:
7 September 2018

 

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 26 September 2018.