Pukul enam pagi, setelah berpamitan pada ibu, Yasmin dan ayah pun berangkat. Mereka berlari menyusuri trotoar yang masih sepi.
Tak lama, bocah berumur delapan tahun itu mulai merasa capai. Napasnya terengah-engah dan wajahnya dipenuhi keringat. Ayah pun mengajaknya beristirahat sejenak.
“Ini, minum dulu!” Ayah mengeluarkan sebotol air mineral dari tas. Yasmin pun menenggak air mineral itu hingga habis. Lalu, botol kosongnya ia lempar begitu saja ke trotoar.
“Kenapa botolnya dibuang sembarangan, Sayang?” tegur Ayah. “Ayo, ambil lagi dan masukkan ke tempat sampah.”
Bocah berambut sebahu itu malah merengek. “Hm…, tidak mau, Ayah.”
Ayah menarik napas panjang. “Coba deh, Yasmin lihat ke sebelah sana.” Ayah menunjuk ke arah seorang bapak yang sedang duduk di bawah pohon. Bapak itu terlihat sangat kelelahan. Si bapak mengipas-ngipas wajahnya dengan handuk kecil. Di sampingnya tergeletak sebuah sapu lidi dan pengki.
Bapak itu adalah petugas kebersihan bernama Pak Dadang. Setiap hari, Pak Dadang dan beberapa temannya bertugas menyapu daun kering dan sampah yang berserakan di sekitar Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung.
“Kasihan ya, Yah. Bapak itu kelihatan lelah sekali.” Yasmin menatap iba.
“Makanya kita harus membuang sampah pada tempatnya, Yasmin supaya meringankan pekerjaan Bapak itu.” Ayah mengelus kepala Yasmin.
Ayah kemudian bercerita. Setiap hari, para petugas kebersihan itu tak pernah merasa lelah bekerja. Mereka membersihkan jalan, taman, serta pinggiran sungai sehingga kota selalu terjaga kebersihan dan keasriannya, membuat semua warga merasa nyaman.
“Oleh karena itu, kita harus menghargai jasa para petugas kebersihan, Yasmin,” kata Ayah.
Setelah mendengar cerita ayah, Yasmin pun mengambil kembali botol air mineral yang tadi dilemparnya, kemudian membuangnya ke tempat sampah.
“Ayah, boleh tidak, kalau aku memberikan bekal makanan kita kepada Bapak itu?” kata Yasmin kemudian.
“Tentu saja boleh, Sayang,” jawab Ayah seraya tersenyum. Mereka kemudian berjalan mendekati Pak Dadang.
“Pak, ini ada sedikit makanan buat Bapak.” Yasmin pun memberikan kotak bekal berisi serabi kinca buatan ibu.
“Wah, terima kasih banyak, ya, Dek.” Pak Dadang sangat senang menerimanya.
“Sama-sama, Pak,” ucap Yasmin sambil sedikit membungkukkan badan, memberi hormat. Kini, Yasmin mengerti, Pak Dadang dan para petugas kebersihan lainnya adalah juga pahlawan. Pahlawan kebersihan yang berjasa menjaga keindahan dan kenyamanan kota.*
Penulis: Teni Ganjar Badruzzaman
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita