Tiga hari yang lalu Margo sudah janjian dengan pamannya tersebut untuk menyelesaikan tugas kelompok sekolah online ilmu pengetahuan alam tentang tanam menanam pohon di sekolahnya di SDN 033 Balikpapan.
Dengan mengenakan sepatu boot, topi dan juga masker, Margo serta Dannisa dan Paman Agus Bei mengenakan perahu karet menuju rawa Sungai Somber membawa bibit pohon bakau dan perangkap ikan untuk menangkap ikan di sekitar hutan bakau .
“Hari ini kita akan menanam bibit pohon bakau jenis Rizhopora Apiculata dan Rhizopora Mucronata berusia sekitar 4 sampai 6 bulan yang siap tanam,” kata Paman Agus Bei memberitahu.
“Asal bibit ini apakah dari batang pohonnya atau bijinya, Paman?” tanya Margo.
Sementara Dannisa sudah bersiap dengan kamera untuk merekam kegiatan sebagai bukti tugasnya nanti.
“Bibit ini berasal dari buah tua yang dipetik pohonnya langsung,” jawab Paman Agus Bei.
Sepanjang perjalanan menuju rawa Sungai Somber banyak pohon-pohon bakau yang telah tumbuh rimbun. Ada terlihat bekantan yang berkeliaran malu-malu. Setibanya di tempat penanaman, Margo dan Dannisa turun ke rawa yang penuh lumpur.
Sebelumnya Margo terlebih dahulu menanam bibit pohon bakau dengan arahan Paman Agus Bei dan direkam oleh Dannisa. Kemudian Dannisa ikut menanam juga. Bibit pohon bakau ditanam dengan sebatang kayu ukuran satu meter, kemudian diikat agar bibit tidak rusak atau mati terkena air pasang.
Selesai menanam bibit pohon bakau, mereka bertiga menuju ke tempat perangkap ikan yang telah di pasang Paman Agus Bei beberapa hari lalu, kemudian menggantinya dengan perangkap kosong. Hari ini mereka mendapat ikan kakap besar yang akan di masak gulai oleh bibi di rumah!
Setiba kembali di rumah Paman, sambil menunggu Bibi memasak gulai ikan kakap, Dannisa melihat tropi dan foto penghargaan kalpataru dari Presiden RI.
“Paman Agus mendapat penghargaan kalpataru dari Bapak Presiden?” tanya Dannisa.
“Sekitar tahun 2017 lalu Paman mendapat penghargaan itu, Nisa,” senyum Paman Agus Bei.
“Wah… hebat sekali, Paman. Itu artinya Paman bisa disebut pahlawan pelestari lingkungan pohon bakau?” lanjut Margo.
“Itu sudah tugas kita untuk selalu merawat dan menjaga lingkungan, Nisa,” tutur Paman Agus Bei.
Bibi lalu muncul membawa gulai ikan kakap. Mereka akhirnya makan bersama di gazebo rumah Paman Agus Bei yang rindang dan asri. Margo dan Dannisa senang sekali bisa belajar dari pahlawan pohon bakau tersebut.*
Penulis: Lailatul Badriyah
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita