“Ayah, tidak bisakah berangkat besok saja? Hujan semakin deras,” tanya Rina.
“Ayah harus tetap berangkat, sayang. Hari ini, Ayah harus memakamkan jenazah lagi,” jawab Ayah.
Rina menundukkan kepala. Ia ingin sekali Ayah tetap ada di rumah. Hari ini saja.
“Tapi, ini berbeda, Ayah. Ini hari ulang tahun Ayah, kan?”
“Iya, Nak. Ayah harus tetap berangkat karena ini tugas Ayah. Petugas pemakaman jenazah Covid-19 harus selalu siap kapan pun,” jawab Ayah lembut.
“Bisakah Ayah pulang lebih cepat hari ini? Aku membuatkan sesuatu untuk Ayah,” ujar Rina penuh harap. Beberapa hari ini, ayah pulang hingga malam hari.
Ayah mengangguk dan tersenyum.
Ayah segera menyalakan sepeda motor. Seragam hazmat putih miliknya tertutup jas hujan. Ayah tidak pernah lupa memeriksa ulang peralatan kerjanya. Masker pun selalu tersedia cukup banyak.
Setelah Ayah pergi, Rina segera mengikuti sekolah daring seperti biasa. Untung saja koneksi internet tidak terganggu meskipun hujan cukup deras.
“Anginnya kencang sekali ya, Nak. Kita doakan supaya Ayah dapat melakukan tugasnya dengan lancar. Apalagi kasus Covid-19 di Kota Semarang terus naik pada bulan ini,” kata Ibu.
“Untung Ayah masih sehat sejahtera ya, Bu. Oh ya, aku mau membuat bubur istimewa untuk Ayah. Bolehkah aku membuat bubur merah putih seusai sekolah, Bu?”
Ibu mengangguk. Ibu sendiri sudah membuat nasi ayam sambal matah kesukaan Ayah. Sekarang, Rina akan membuat bubur merah putih bagi Ayah.
“Bu, kadang aku ingin sekali menyembunyikan kunci sepeda motor Ayah supaya tidak usah berangkat kerja. Aku takut Ayah sakit,” seru Rina.
“Ibu tahu kamu mengkhawatirkan Ayah. Kita harus tetap mendukung Ayah. Ayah sedang menjalankan tugas mulia. Kita berdoa semoga sehat selalu,” kata Ibu.
Rina dan Ibu membuat bubur merah putih dengan gembira. Mereka bersyukur, hujan sudah mulai reda. Menjelang sore, terdengar suara pintu rumah diketuk. Rina segera berlari untuk membuka pintu. Ayah berdiri di depan pintu dengan baju penuh lumpur.
“Ayah, selamat datang. Wow, bajunya kotor sekali!” seru Rina.
“Iya. Ayah bekerja lebih keras hari ini apalagi hujan deras dari tadi. Baju Ayah jadi kotor, deh,” jawab Ayah.
“Tidak apa-apa, Ayah. Sekarang lebih baik Ayah membersihkan diri dulu. Nanti tinggal menunggu kita berpesta,” kata Rina gembira.
Setelah Ayah selesai mandi, mereka segera bersantap ria di meja makan. Hmm, semua makanannya lezat. Walaupun sederhana, sangat nikmat.
“Selamat ulang tahun, Ayah, pahlawanku. Semoga sehat selalu dalam lindungan Tuhan,” kata Rina sambil memeluk Ayah.*
Penulis: Jessica Valentina
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita