Aris, Winda, dan Putra tampak bersemangat. Mereka baru saja menginjakkan kaki di Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Kak Bima, kakak Aris, yang mengajak ketiga anak itu untuk mengisi liburan. Mereka akan melakukan beberapa kegiatan bersama teman-teman Kak Bima yang tergabung dalam mahasiswa pencinta alam.

“Wow bagus sekali pantainya, yaa?” kata Aris sambil memandangi pantai berair jernih dengan gradasi hijau dan kebiruan yang sangat indah di hadapannya.

“Ini namanya Pantai Pasir Perawan,” kata Kak Bima. Pantai ini berpasir putih, dengan ombak yang tenang, dan indahnya terumbu karang.

Usai menikmati keindahan pantai, Winda bertanya ke Kak Bima, “Nanti ada kegiatan apa, Kak?”

“Kita akan menanam lamun,” jawab Kak Bima. Lamun adalah kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di perairan pantai dangkal.

Rombongan mereka akhirnya sampai di kawasan perairan laut dangkal. Saat itu, air laut sedang surut. Semua anggota rombongan lalu membersihkan daerah itu dari sampah. Jika tidak, air laut akan keruh dan cahaya matahari tidak bisa masuk. Padahal, tumbuhan lamun membutuhkan cahaya untuk berfotosintesis.

Kemudian mereka membuat lubang di dalam pasir dengan linggis. Setelah itu bibit lamun ditanam hati-hati. Sambil bekerja, Putra bertanya, “Kenapa kita harus menanam lamun, Kak? Kenapa tidak mangrove atau terumbu karang saja?”

Kak Bima tersenyum. “Selain mangrove dan terumbu karang, lamun bermanfaat bagi ekosistem laut. Padang lamun merupakan tempat tinggal dan berkembang biak bagi berbagai jenis ikan, udang, dan biota laut lainnya. Bahkan, ada satu hewan yang tidak bisa lepas dari keberadaan padang lamun, yaitu duyung.”

“Oh, aku pernah lihat ikan duyung di tv,” celetuk Aris.

“Duyung bukan ikan, melainkan sejenis mamalia air. Duyung termasuk hewan yang terancam punah. Salah satunya karena lamun sebagai makanan utama hewan ini banyak yang rusak.”

“Jadi, kita menanam lamun untuk menyelamatkan kelestarian duyung ya, Kak,” ucap Winda.

“Benar sekali. Padang lamun juga dapat menahan abrasi pantai. Selain itu, lamun dapat mengikat karbon dan menghasilkan oksigen ke udara.”

“Wah, tidak disangka lamun adalah tumbuhan yang penting,” kata Aris.

Dalam hatinya, Aris merasa senang. Perjalanan bersama kedua temannya ke Pulau Pari ini, selain bisa menikmati keindahan pulaunya yang menawan, bisa turut menjaga kelestarian alam di sana. *

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Herdita Dwi R
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita