Riro rusa, tinggal di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Pagi ini, Riro berdiri di tepi sungai. Riro ingin merumput di daratan yang terletak di seberang sungai. Namun, Riro tidak dapat berenang untuk menyeberangi sungai itu.

Huwaa, huwaa… !”

Tiba-tiba, Riro rusa mendengar suara tangisan. Riro mencari sumber suara tangisan itu. Ternyata, yang menangis adalah Boya buaya yang tinggal di sungai itu. Riro mendekati Boya.

“Boya, kenapa kamu menangis?” tanya Riro heran.

“Riro, gigiku sakit,” jawab Boya buaya memelas.

“Coba, aku lihat!”

Boya membuka mulutnya.

“Aduh, gigimu berlubang! Banyak sisa makanan di sela-sela gigi. Kamu harus rajin menggosok gigi!” ujar Riro.

“Aku memang malas gosok gigi, Ro” kata Boya tampak malu.

“Nah, kamu harus menggosok gigi dua kali sehari. Yaitu sebelum tidur malam dan sesudah sarapan pagi agar gigimu bersih dan sehat,” ucap Riro.

Huwaa, huwaa… !” Boya menangis lagi.

Riro lalu pergi mencarikan obat sakit gigi untuk Boya. Riro menerobos pepohonan.

“Riro, apa kamu mencari sesuatu?” tanya Monyi monyet yang baru turun dari pohon pisang.

“Aku mencarikan obat sakit gigi untuk Boya,” jawab Riro.

“Oh, ayo ikut aku!” ajak Monyi.

Monyi monyet dengan lincah memanjat dan bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya. Riro berlari-lari mengikuti Monyi. Monyi berhenti pada pohon jambu biji merah. Ia memetik beberapa lembar daun jambu biji. Riro dan Monyi membawa daun jambu biji itu kepada Boya.

Huwaa, huwaa… !” tangis Boya buaya makin kencang.

“Boya, ini obat untukmu. Tadi, Monyi memetik daun jambu biji ini. Kunyahlah hingga sarinya keluar! Lalu, oleskan sarinya pada gigimu yang sakit!” ujar Riro rusa.

Boya mengunyah dan kemudian mengoleskan sari daun jambu biji pada giginya yang sakit.

“Bagaimana Boya, apakah sakit gigimu berkurang?” tanya Monyi.

Boya buaya menganggukkan kepalanya. Ia berterima kasih kepada Riro rusa dan Monyi monyet. Boya pun berjanji akan rajin menggosok gigi.

“Sekarang, kalian naiklah ke punggungku!” kata Boya kepada Riro dan Monyi sambil menepi ke daratan.

“Kita mau ke mana?” tanya Monyi heran.

“Nanti kalian akan tahu!” kata Boya.

Riro dan Monyi naik ke punggung Boya. Boya mengangkut mereka menyeberangi sungai. Sampailah mereka di seberang sungai.

“Pergilah ke sana! Kata Elo elang, di sana ada banyak pohon buah-buahan lezat!” ujar Boya.

“Boya, aku memimpikan sampai di daratan ini. Sekarang, menjadi kenyataan. Terima kasih Boya,” ucap Riro.

“Inilah indahnya tolong-menolong dalam persahabatan. Aku juga berterima kasih pada kalian,” kata Boya. “Jika ingin menyeberang kembali, panggil aku, ya!” seru Boya sambil tersenyum.

“Cihui, asyik!” seru Monyi girang. Riro dan Monyi melambaikan tangan kepada Boya. *

logo baru nusantara bertutur


Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Amien Trisunu
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita