Tono tinggal sendiri di rumah saat Pak Rahmat pergi ke kebun, Tuti pergi ke sekolah, dan Bu Sari berjualan di pasar. Akibat mengantuk, Tono pun tidur saat makanannya masih tersisa. Tiba-tiba terdengar suara dari luar, Tono mengintip dari jendela. Rupanya ada seekor kucing jalanan yang mengetuk-ngetuk pintu dengan kaki depannya. Tono memutuskan keluar lewat ventilasi.
“Hei, siapa kamu?” tanya Tono.
“Namaku Rudi. Aku dibuang oleh majikanku. Aku sangat lapar. Bolehkah aku meminta sedikit makananmu?” Tono lalu mengajak Rudi masuk ke rumah. Ia memberikan makanannya kepada Rudi. Rudi pun makan dengan lahap.
Hari berlalu, Tono kini punya teman baru. Ia selalu meninggalkan makanannya untuk Rudi. Rudi juga membantu Tono berburu tikus di rumah Pak Rahmat.
Namun, kebersamaan mereka tidak berlangsung lama. “Aku sudah menemukan tuan baru, Tono. Rumahnya tidak jauh dari sini. Terima kasih sudah membantuku selama ini. Bantuanmu tidak akan pernah aku lupakan.”
Meskipun sedih, Tono juga gembira karena sahabatnya itu sudah menemukan tempat berlindung.
Beberapa bulan berlalu, keluarga Pak Rahmat bangkrut akibat kemarau panjang. Pak Rahmat memutuskan mencari pekerjaan baru di kota. Kebun dan rumahnya harus dijual untuk bekal merantau. Namun, Pak Rahmat tidak mengizinkan Tuti membawa Tono ikut karena mereka berangkat menggunakan angkutan umum.
Kini, Tono menjadi kucing jalanan yang kurus. Ia mencari makanan dengan mengais sisa makanan di tempat sampah, hingga mencuri. Saat masuk ke sebuah rumah untuk mencuri, Tono si kucing liar ketahuan! Ia ketakutan dan bersembunyi di balik lemari.
“Tono, apa yang kamu lakukan?”
Tono mengenal suara tersebut. Ternyata itu adalah Rudi! Tono menceritakan semua yang ia alami kepada Rudi.
“Aku turut sedih mendengar kabarmu. Tapi, kamu tidak perlu khawatir karena kamu bisa tinggal di sini,” Rudi tersenyum hangat.
“Maksudmu?” Tono keheranan.
“Tuan baruku adalah seorang dokter hewan. Ia merawat kucing-kucing liar seperti kita.” Rudi memanggil semua kucing yang ada di rumah itu. Banyak jumlahnya dan mereka tersenyum menyambut Tono.
“Terima kasih kamu sudah membantuku, Rudi,” Tono memeluk Rudi.
“Aku ingin membalas semua kebaikanmu dahulu kepadaku Tono,” balas Rudi. Kedua sahabat itu pun kini bersama kembali. *
Penulis: Maulidia
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita