Di tangan Hartawan “Hauwke” Setjodiningrat, mobil-mobil tua, terutama yang dari Eropa dan Amerika Utara, seolah mendapatkan napas kedua. Dari kondisi yang boleh dikata bobrok, tangan dingin jebolan teknik mesin sebuah universitas di Australia ini mampu merestorasi mobil tersebut seperti saat masa jayanya.

Baca juga : Melihat Sejarah Indonesia Lewat Mobil Tua

Sejak membeli Austin Seven 1937 pada awal 1980-an, jumlah mobil tua atau klasik yang disimpan di Hauwke Auto Gallery di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, terus bertambah. Salah satu yang tertua, Lorrain Detricth keluaran 1908.

Operations Manager Hauwke Auto Gallery Laurent Setjodiningrat mengatakan, awal dari semua koleksi ini adalah passion ayahnya yang ingin melestarikan mobil klasik dari Indonesia. “Mulai dari tahun 1979, sepulangnya dari Australia, ayah saya melihat banyak mobil klasik yang terlantar atau boleh dikatakan menjadi besi tua. Dari sinilah kemudian ia tertarik untuk merestorasi,” kata Laurent.

Kini, di antara sekitar 60 koleksi mobil di Hauwke Auto Gallery, ada 4 mobil yang dulu pernah dipakai presiden pertama Indonesia, Soekarno. Mobil tersebut adalah Chrysler Imperial 1959, Cadillac 1951, Zavod Imeni Likhacheva (ZIL) 111 1958, dan Chrysler Windsor 1947 yang sempat digunakan saat Konferensi Asia-Afrika di Bandung.

Seiring waktu, koleksi tersebut sejak 2008 diubah menjadi sebuah galeri apik bernuansa retro yang disewakan untuk bermacam keperluan mulai dari foto prewedding hingga video shooting.

“Ke depan, tempat ini mungkin akan tetap seperti ini. Maksudnya secara kuantitas kita mungkin tidak bertambah, tapi secara kualitas pastinya kita akan lebih baik. Kita akan cari mobil yang memang jadi collectible items,” ujar Laurent. [ASP]

Simak videonya :

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 27 Oktober 2017