Matahari tepat di atas kepala saat pukul 12 siang waktu setempat pada Agustus 2022 lalu seolah menebarkan semangat untuk menyinari tanah Mekkah, Arab Saudi. Semangat yang sama juga ditunjukkan oleh jemaah umrah asal Indonesia yang mengunjungi Museum Al Amoudi. Meski suhu saat itu di atas 40 derajat celsius, tidak melunturkan gairah jemaah untuk napak tilas kehidupan masyarakat Arab ratusan tahun silam.

Para jemaah telah menyelesaikan ibadah selama 10 hari di Kota Mekkah dan Madinah. Dalam perjalanannya ke bandara untuk kembali Indonesia, biro umrah mengantarkan mereka untuk sejenak mengunjungi museum yang memeram sejarah tentang bagaimana bangsa Arab pada zaman dahulu melangsungkan hidupnya.

Replika menawan

Museum Al Amoudi berlokasi di pinggir Kota Mekkah, tepatnya di wilayah El Shimeisi. Museum ini dapat ditemukan dengan mudah karena lokasinya yang strategis, berada di ruas jalan antara Mekkah dan Jeddah. Oleh sebab itu, Museum Al Amoudi cocok dijadikan destinasi wisata terakhir bagi rombongan jemaah umrah atau haji Indonesia sebelum kembali ke Tanah Air.

Langgam bangunan yang menyerupai benteng, terbuat dari perpaduan lumpur dan jerami, mampu membuat pengunjung flashback membayangkan tempat tinggal warga Arab pada masa lalu. Lokasinya yang dikelilingi gurun pasir tanpa bangunan apa pun di sekitarnya menambah kesan Arab kuno yang gersang dan panas.

Museum Al Amoudi dilengkapi beragam instalasi menarik yang sangat kental dengan peradaban Arab kuno, seperti baju zirah dan pedang yang digunakan untuk berperang, peralatan rumah tangga serba kuno yang sulit dikenali fungsinya di masa kini, dan ornamen yang berhubungan dengan kerajaan Arab. Tersedia juga patung miniatur raja Arab.

Salah satu instalasi yang sangat menonjol dan banyak diamati oleh pengunjung adalah replika Hajar Aswad. Jemaah umrah yang tidak sempat menyentuh Hajar Aswad saat di Baitullah, dapat mengobati rasa kecewanya di sini. Instalasi ini dibuat semirip mungkin dengan wujud aslinya yang berada di Kabah. Para pengunjung juga dapat berfoto dengan instalasi tersebut atas arahan pemandu museum.

Museum istimewa

Jika biasanya kita dilarang untuk menyentuh atau berfoto dengan instalasi yang ada di museum, larangan ini tidak berlaku di Museum Al Amoudi. Inilah yang membuat tempat tersebut terasa istimewa. Ditambah, para pemandu merupakan orang-orang yang andal dalam mengarahkan kamera untuk menghasilkan foto terbaik.

“Beda banget sama museum di Indonesia. Di sini bahkan kita bisa difoto sama para pemandu yang memang paham betul angle terbaik. Jadi, kita bisa benar-benar merasa foto dengan Hajar Aswad yang asli. Kita juga dibantu mengenakan pernak-pernik kerajaan untuk properti foto,” ujar salah satu jemaah umrah asal Indonesia.

Tidak hanya itu. Keistimewaan lain yang ditawarkan Museum Al Amoudi adalah keramahan para pemandu dengan senyum hangatnya membantu pengunjung untuk mengenakan properti foto yang disediakan. Melalui pelayanan dan instalasi yang dipajang, pengunjung dapat menikmati kultur Arab yang tergambar sangat kental.

Baca juga: Tips Aman Berwisata Solo untuk Perempuan