Segelintir anak muda mengubah limbah pertanian menjadi material terbarukan. Tempe telah menginspirasi mereka.

Pada 2012, sekumpulan orang berusia 20-an ini merintis bisnis Growbox, jamur tiram yang ditumbuhkan di dalam boks kecil sehingga bisa ditanam di mana saja. Setelah satu tahun menumbuhkan jamur di dalam medium, mereka menemukan bahwa kantong tempat membiakkan jamur menjadi keras dan sulit dikoyakkan. Dari sini, perjalanan mengeksplorasi potensi miselium jamur pun dimulai.

Hasil eksplorasi itu adalah Mycotech, panel komposit yang terbuat dari beragam limbah pertanian yang direkatkan dengan miselium jamur. Limbah pertanian itu bisa apa saja, yang penting mengandung selulosa.

Mycotech biasanya memakai antara lain serbuk kayu, limbah kelapa, ketandan kelapa sawit, serat ampas tebu, sekam, dan ampas singkong atau onggok tapioka. Sedangkan jamur yang dimanfaatkan miseliumnya adalah jamur golongan Basidiomycetes, misalnya Pleurotus spp atau Trametes spp.

Kita bisa membayangkan panel Mycotech seperti particle board, tetapi perekatnya yang biasanya dari resin nonorganik diganti dengan miselium jamur yang jelas ramah lingkungan. Limbah pertanian itu menyatu karena miselium, persis seperti butir-butir kedelai yang menyatu menjadi tempe. Papan komposit Mycotech bisa dimanfaatkan menjadi beragam hal. Saat ini, tim Mycotech mengembangkannya menjadi panel material bangunan Biobo dan jam tangan.

Chief Technical Officer Mycotech Arekha Bentang menjelaskan, kekuatan papan menjadi perhatian besar tim Mycotech. “Daya tekannya lebih baik daripada particle board, bisa mencapai lebih dari 20 Mpa. Kami sedang dalam proses untuk uji coba karakter Biobo yang lain, misalnya ketahanan air dan api, juga uji karakter akustik,” ujar Arekha.

Dari segi tampilan, tekstur Biobo juga menarik. Miselium memberi corak unik dengan warna krem sampai kecokelatan. Ragam polanya dapat dimanfaatkan arsitek atau desainer untuk membentuk pola-pola tertentu, baik pada bangunan residensial, perkantoran, maupun ruang publik.

Mycotech menjadi bentuk eksplorasi material terbarukan yang penting karena memperluas cakrawala kita tentang material bangunan. Bahan baku dan proses pembuatan Mycotech sangat ramah lingkungan. Limbah pertanian yang biasanya dibuang menjadi bernilai jual tinggi.

Sejak 2015, Mycotech memberdayakan empat kelompok petani jamur dan membeli limbah pertanian para petani. Hal ini juga meningkatkan penghasilan para petani. Mycotech terasa semakin signifikan dan relevan ketika kita dihadapkan pada fakta, setiap tahunnya Indonesia memproduksi sekitar 120 ribu ton limbah pertanian.

Inovasi yang berbasis teknologi dan lingkungan seperti ini memberikan kita inspirasi untuk menjelajah berbagai kemungkinan solusi yang berkelanjutan. Yang meningkatkan kualitas hidup sekaligus membuat kita lebih bijak memanfaatkan sumber daya alam. [NOV]

Foto dokumen Mycotech.

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 16 April 2018