Karena sudah dirasa ketinggalan zaman, Biesbosch Museum di Werkendam, Belanda, direnovasi oleh sekelompok arsitek dan perencana lanskap. Hasilnya tak hanya membuat museum ini lebih segar, melainkan juga meningkatkan jumlah pengunjung, menjadikannya lebih hemat energi, dan memungkinkannya untuk mereservasi air.
Biesbosch Museum merupakan rumah untuk pameran permanen, perpustakaan, teater multifungsi, dan toko benda-benda museum. Renovasi selama delapan bulan memang membuat museum ini harus tutup untuk sementara waktu, tetapi hasilnya sesuai dengan—atau bahkan melebihi—ekspektasi.
Museum yang baru berbentuk heksagonal. Sisi-sisinya berdinding kaca tahan panas sehingga ruangan terang dan area pandang pengunjung menjadi lebih luas. Yang paling membuatnya memesona, atap bangunan ini diselimuti rerumputan yang dari atas tampak seperti piramida-piramida yang dilapisi rumput. Selain untuk menjadikannya obyek seni, atap rumput ini dibangun dengan tujuan ekologis.
Keseluruhan desain yang mengedepankan elemen alam ini meminimalisasi konsumsi energi dan mengurangi temperatur dalam ruang. Di bagian barat laut bangunan, atap hijau juga menjadi insulasi tambahan dan penyaring panas.
Pada saat suhu luar rendah, penghangat berbahan bakar biomassa menjaga suhu bangunan tetap hangat. Sementara itu, pada musim panas, air dari sungai mengalir melalui jalur pipa khusus untuk menyejukkan museum.
Air untuk saluran pembuangan sanitari museum disaring dengan filter pohon willow (Salix) yang terdapat di area museum. Vegetasi ini menyerap nutrisi nitrogen dan fosfat yang terdapat dalam limbah pembuangan, membantu pohon ini tumbuh lebih subur. Air yang telah disaring lantas dialirkan ke sungai. Ketika bagian-bagian tertentu, seperti dahan pohon willow, mulai mengering, kayunya dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk penghangat biomassa.
Museum ini bukan hanya mendidik karena apa yang ada di dalamnya. Edukasi dan inspirasi itu bisa didapat dari desain dan perencanaan museum yang holistik, mampu memadukan seni, arsitektur, sekaligus teknologi ramah lingkungan. [*/NOV]
Foto-foto dokumen Designboom.com
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 7 Desember 2015