Ingatan Elvina Lim Kusumo (30) tentang masa kecil tak sirna begitu saja. Melukis batu, mengobservasi bunga-bunga kuning di kelurahan, serta membuat dapur mini dari styrofoam atau kardus. Bermain-main bersama ibunda yang berlatar belakang guru TK. Ternyata, memori indah ini menjadi pemantik semangat bagi hidupnya. Berharap momen bahagia bisa diwujudkan kembali bersama keluarga sendiri, bahkan dibagikan lagi kepada keluarga-keluarga lainnya di Indonesia.

Rasa cinta pada dunia anak-anak pun semakin melengkapi tekad Vina, nama panggilannya. Berdomisili di California, AS, sejak 2010, ia membekali diri dengan melanjutkan studi jurusan Montessori Teaching-Early Childhood Education di North American Montessori Center. Ilmu yang didapat langsung diterapkan kepada si kecil, Caleb Kusumo (3).

Metode Montessori berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia, pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Metode pendidikan ini diterapkan pada anak-anak usia prasekolah dan sekolah dasar. Awalnya, hasil penelitian diterapkan kepada anak-anak berkebutuhan khusus yang menunjukkan bahwa setiap anak perlu diperlakukan spesial. Tiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.

Pendidik (educator) bukanlah sebagai pusat (center). Segala aktivitas berorientasi pada anak. Pendidik perlu mengobservasi dan memperhatikan ketertarikan si kecil. “Metode Montessori menganut pepatah follow the child. Hal ini bukan berarti mengikuti semua kemauan anak. Pendidik bertugas sebagai pengamat sekaligus fasilitator yang mengikuti kemajuan anak. Perhatikanlah ketertarikan dan periode sensitif anak pada masa-masa emas (The Absorbent Mind). Dengan demikian, kita dapat menyiapkan kegiatan-kegiatan yang sesuai,” jelas Vina.

Metode Montessori telah diterapkan semenjak Caleb berusia 1 tahun. Manfaatnya benar-benar dirasakan. Aparatus yang digunakan terbuat dari kayu asli berukuran presisi dan jumlah yang komplet. Melalui permainan susun balok, misalnya, si kecil dapat mengenal konsep secara konkret. Besar dan kecil, tinggi dan pendek, serta kuantitas. Ada pula kegiatan yang dapat diterapkan di rumah dengan bahan-bahan yang ada di sekitar atau peraga do it yourself (DIY). Pada area keterampilan hidup (practical life), pipet, sendok kecil, mangkuk kecil, gelas kaca kecil, atau sumpit dapat digunakan. Penerapan metode Montessori akan mendukung kemandirian anak.

Tak hanya dinikmati sendiri, metode Montessori juga dibagikan melalui IndonesiaMontessori.com (IMC) sejak Mei 2015. Situs web edukasi ini berisi ratusan ide kegiatan berbasis metode Montessori, khususnya untuk anak usia 0–6 tahun. Terdapat pula berbagai kegiatan seni dan bermain yang sering dilakukan bersama Caleb. IMC menjadi sumber inspirasi kegiatan sekaligus komunitas ibu yang saling dukung, membantu, serta menginspirasi dalam dunia pendidikan anak.

Jumlah pembaca mencapai 70.000 seiring dengan hadirnya platform media sosial yang mendukung, yakni Instagram @indonesiamontessori, Facebook Indonesia Montessori, dan kanal Youtube.com Indonesia Montessori. Antusiasme ini menghadirkan ide pembentukan forum IMC Club sehingga segala pertanyaan dan jawaban dapat dibaca dengan mudah. Kini, jumlah anggota hampir 2.000 orang yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air.

Menggarap konten situs web secara mandiri tak melunturkan semangat berbagi inspirasi. Dukungan dari sang suami, Dr Andy Kusumo (36), pun dirasakan penuh. Ini pula yang menjadi penyemangat untuk menerapkan metode Montessori dan membuat IMC.

“Montessori itu lebih dari sekadar nama sekolah. Ini adalah cara pandang, gaya hidup, dan pedoman keluarga dalam memberikan edukasi kepada anak. Berharap semua orangtua di Indonesia mengenal metode ini dan mulai menerapkannya di rumah, di manapun mereka berada. Saya percaya bahwa ibu adalah sekolah pertama bagi anak,” ujar Vina. Meski lama tinggal di luar negeri, ia selalu menyempatkan diri pulang ke Jakarta setahun sekali. Masih tersimpan keinginan untuk kembali ke Tanah Air dan mewujudkan mimpi besar bersama suami, berkontribusi di bidang pendidikan untuk anak-anak Indonesia. [GPW]

DOK IndonesiaMontessori.com

noted: Montessori Bekal Buah Hati Sejak Dini