Pohon ulin yang besar dan rindang adalah tempat favorit menikmati bekal makan siang mereka. Biasanya mereka akan saling berbagi dan bertukar buah-buahan dari bekal yang mereka bawa.
“Hmm, enak sekali! Buah apa ini? Sepertinya baru kali ini aku memakan buah ini,” kata Ega sambil mencicipi bekal milik Tatan.
“Ini adalah makanan favoritku, buah rambai. Kata ibuku, buah ini cukup sulit untuk ditemukan,” jelas Tatan.
“Mengapa sulit ditemukan?” Ega penasaran.
“Entahlah. Aku juga tidak tahu,” jawab Tantan.
Ada yang berbeda dari kegiatan menyantap bekal makan siang hari ini dengan hari biasanya. Hari ini, mereka mengumpulkan biji buah-buahan dari bekal yang mereka santap sesuai permintaan Bu Guru Eka si bekantan.
Permintaan Bu Eka membuat Tantan dan Ega penasaran. Namun, saat mereka bertanya kepada Bu Eka, ia hanya menjawab bahwa besok mereka memiliki misi penting dengan biji-biji itu.
Keesokan harinya, mereka datang membawa biji-bijian yang telah dikumpulkan. Lalu saat kelas dimulai, Bu Eka justru mengajak mereka untuk pergi ke suatu tempat. Tatan dan Ega semakin dibuat penasaran.
Rupanya Bu Eka mengajak mereka ke area hutan yang terlihat berbeda dengan tempat tinggal mereka. Di sana, tidak ada pohon-pohon besar yang rimbun. Hanya ada sisa batang pohon yang telah ditebang.
“Anak-anak, hari ini misi penting kita adalah menjaga hutan. Dahulu, area ini juga dipenuhi pohon-pohon besar yang indah. Namun, karena adanya pembalakan hutan secara liar, hutan yang indah menjadi hilang. Akibatnya, pohon-pohon yang menjadi sumber makanan dan tempat tinggal kita pun ikut hilang,” jelas Bu Eka.
“Oh, itulah sebabnya makanan favorit Tatan menjadi sulit ditemukan ya, Bu?” tanya Ega kemudian.
“Iya, benar sekali. Ada banyak pohon yang jumlahnya semakin sedikit dan bahkan menjadi langka. Sekarang, misi kita adalah menanaminya kembali dengan biji-biji ini,” jelas Bu Eka.
Mereka pun mulai menggali untuk menanam biji-biji yang mereka bawa.
“Kapan, ya aku bisa menikmati buah dari biji yang kutanam ini? Pasti membutuhkan waktu sangat lama agar ia tumbuh,” gumam Tantan.
“Itulah sebabnya kita semua memiliki misi penting untuk menjaga hutan kita ini. Mereka membutuhkan waktu sangat lama untuk kembali hijau,” jelas Bu Eka.
Semua murid termasuk Tatan dan Ega mengangguk setuju. Sejak itu, mereka menjadi mengerti akan pentingnya menjaga hutan. Mereka berjanji akan terus menjalankan misi penting ini demi kelangsungan hidup mereka bersama. *
Penulis: Meutia Mirzananda
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita