Anda masih ingat permainan tradisional zaman dulu, seperti petak umpet, ular naga, pancasila lima dasar, kelereng, atau benteng? Bayangkan nostalgia keseruan yang kita rasakan ketika bermain bersama teman-teman kala itu. Sayang, permainan-permainan tersebut kini mulai jarang dimainkan anak-anak zaman sekarang.

Keterbatasan lahan merupakan salah satu kendala mereka melakukan permainan tradisional. Namun, problem lain yang mereka hadapi yaitu keterbatasan informasi. Pada era digital seperti sekarang ini, banyak anak-anak yang tak mendapatkan informasi tentang permainan-permainan tradisional.

Untuk lebih memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak, developer lokal asal Bandung, Agate Studio meluncurkan aplikasi gim Kuis Pancasila 5 Dasar. Produser sekaligus desainer dan marketing gim Kuis Pancasila 5 Dasar Dave Fabrian menceritakan awal mula dibuatnya gim ini.

“Ketika kumpul keluarga saat libur Lebaran, saya diajak main sobyong (sebutan permainan Pancasila 5 Dasar di daerah Yogyakarta). Saya cukup terkejut karena sepengetahuan saya, mereka biasanya cuma suka main video game. Berdasarkan pengalaman itulah kami berusaha membawa core experience permainan tradisional ini agar bisa dimainkan secara nyaman dan seru di mobile phone,” beber Dave.

Sebutan lain

Permainan tradisional Pancasila  5 Dasar memang memiliki beberapa sebutan di berbagai daerah. Sebutannya mulai dari “Pancasila Ada 5”, “Sobyong”, “Garuda 5”, hingga “Pancasila Ada Berapa”. Permainan tradisional ini bisa dimainkan minimal dua orang. Semakin banyak teman yang bermain, semakin seru.

Cara mainnya sangat mudah. Pada peserta melakukan hom-pim-pa sembari menunjukkan jari untuk menentukan “huruf” yang akan dimainkan. Setelah itu, hitung jumlah jari dari teman-teman. Sebagai contoh, jika total jari yang dihitung ada 10 berarti permainan dimulai dari huruf kesepuluh alfabet yaitu “J”.

Lalu, gunakan huruf tersebut sebagai awal kata dasar sesuai dengan kategori yang disepakati. Misalnya, jika yang disepakati kategori “buah”, berarti permainan menjawab nama-nama buah yang berawalan “J”, seperti jeruk dan jambu. Peserta menjawab secara bergantian atau adu cepat. Peserta yang gagal atau telat menjawab dinyatakan kalah dan biasanya terkena hukuman.

Konsep permainan tradisional tersebut disulap Agate ke dalam versi digital melalui Kuis Pancasila 5 Dasar. Di awal permainan gim ini, Anda harus menentukan lawan terlebih dulu. Pilihannya yaitu melawan teman di Facebook atau teman yang dipilih secara acak.

Kategori

Setelah itu, tentukan kategori yang akan dimainkan. Beberapa kategori awal yang tersedia yaitu “binatang”, “negara”, “buah”, dan “ibu kota negara”. Ada juga kategori lain, seperti “klub sepak bola terkenal”, “superhero & supervillain”, dan “pokemon” yang masih terkunci.

Kemudian, Anda tentukan berapa jari yang akan dimainkan. Setelah jari Anda dan lawan dihitung, masing-masing pemain akan menjawab dalam waktu 45 detik. Pemenangnya dihitung berdasarkan pemain yang menjawab kata paling banyak.

“Di awal permainan, kami menyediakan kategori-kategori yang bersifat pengetahuan umum agar bisa dimainkan, mulai dari anak SD, remaja, orang tua, pelajar, hingga pekerja kantoran. Untuk update berikutnya kami sudah menyiapkan beberapa kategori baru yang tak kalah menarik. Kami juga menerima usulan kategori dari pemain. Silakan kirimkan usulannya ke e-mail: support@agategames.com atau mention @AgateStudio di Twitter,” jelas Dave.

Gim bergenre trivia, puzzle, dan permainan kata ini sudah bisa diunduh di OS Android. Ke depannya, Agate Studio tertarik untuk membawa permainan tradisional lainnya ke media digital. “Kami ingin mengingatkan ke semua generasi bahwa permainan tradisional Indonesia tak kalah menariknya dengan desain gim modern. Selain itu, kami berharap bisa memopulerkan permainan-permainan tradisional Indonesia ke market global,” pungkas Dave. [INO]

noted: Menyulap Permainan Tradisional Menjadi Digital