Tentukan tema
Kita bisa menciptakan tema yang unik. Meski tema Natal biasanya peristiwa kelahiran di kandang ternak, subtema yang bisa dieksplorasi masih banyak. Semisal, “pabrik” sinterklas yang sibuk menyiapkan kado Natal atau peristiwa kelahiran dengan suasana lokal.
Terkait peristiwa kelahiran Yesus, beberapa tempat menyajikan dekorasi Natal berlanggam Jawa. Semisal, tiruan pohon cemara diganti dengan pohon pisang atau kandang domba diubah menjadi kandang kambing. Sementara Yosef-Maria yang identik dengan keluarga tukang kayu, dirias ulang menjadi petani.
Pencahayaan
Kerlip-kerlip lampu menjadi kekhasan perayaan Natal. Namun, tak perlu menggunakan lampu hias yang mahal. Cukup gunakan lampu-lampu yang memendarkan cahaya teduh. Gunakan lampu bercahaya putih agar tercipta kesan bersih, oranye untuk kesan hangat, ungu muda agar tampak elegan dan agung, atau hijau-merah yang bergaya Eropa. Pada malam hari atau setelah kunjungan tamu usai, lampu-lampu tadi sebaiknya dipadamkan demi menghemat konsumsi listrik.
Libatkan anak-anak
Anak-anak akan mengalami kegembiraan saat menyambut Natal. Di sekolah, mereka biasanya akan menggambar atau membuat karya tangan bertema Natal. Karya-karya mereka bisa dipajang untuk menambah hiasan di sekitar pohon natal. Mereka akan merasa sangat dihargai dan mendapat pengalaman Natal yang berbeda.
Hiasan simpel
Hiasan Natal bisa juga merangsek ke area wastafel atau dapur. Yang penting gunakan bahan yang tak mudah pecah. Suasana Natal di area ini juga bisa hadir melalui perangkat makan. Semisal, serbet berwarna merah dan taplak berwarna hijau.
Dekorasi minimalis
Rumah dengan arsitektur minimalis tak memerlukan dekorasi Natal yang glamor. Di dalam rumah misalnya, cukup letakkan pohon natal kecil atau yang desainnya simpel di atas meja, tanpa menambahkan pernik-pernik lainnya. Dengan demikian, meja tetap bersih dan longgar. [*]
Baca juga: 5 Cara Mudah Menyiapkan Dekorasi Natal