Di ranting pohon di hutan Bangka, bertengger Lino si mentilin yang sedang bersantai. Mentilin merupakan salah satu spesies tarsius yang ditetapkan sebagai fauna endemik khas Pulau Bangka Belitung.

Lino adalah hewan nokturnal. Siang tidur, sore menjelang malam dia baru beraktivitas

Suatu sore, Lino mendapati Nana si pelanduk sedang makan buah-buahan yang jatuh ke tanah di bawah pohon tempat Linlin tinggal.  Melihat Nana yang sedang lahap menyantap makanan membuat Lino tidak terima.

“Pohon ini adalah rumahku, jadi segala yang dihasilkan pohon adalah milikku” Kata Lino dalam hati. Lino memutar akal agar Nana tidak makan buah-buahan dari pohonnya. Lino memberi tahu Nana sebuah kabar mengejutkan.

“Hei, Nana. Kamu tahu tidak? Aku dengar di sekitar sini ada pemburu yang sedang mencarimu. Sebaiknya kamu berhati-hati,” ucap Lino memperingatkan.

“Benarkah itu, Lino? balas Nana. Melihat ekspresi Lino dengan mata bulatnya yang khas, membuat Nana percaya. Usai mendengar kabar dari Lino, Nana bergegas pergi.

“Syukurlah dia sudah pergi, aku bisa menikmati pohonku dengan tenang,” gumam Lino sambil meneruskan bersantai hingga tertidur di ranting pohonnya.

Keesokan harinya, Nana tampak kehabisan nafas sambil membawa sebuntal daun simpur. Benar saja, ada pemburu yang mengejarnya. Tak hanya berburu, tetapi manusia itu juga menebang pohon-pohon di daerah itu. Sebelumnya, dia sempat melintasi pohon tempat Lino tinggal. Pohon itu sudah tumbang ke tanah.

Lino yang masih tertidur belum menyadari hal buruk yang menimpanya. Sampai suatu sore dia terbangun dari tidurnya. Matanya yang bulat itu terbelalak mengetahui rumahnya sudah hancur. Namun, dia selamat.

Ternyata Nana si pelanduk menyelamatkan Lino si mentilin saat dia tertidur. Nana membawa Lino dalam buntalan daun simpur itu. Mendengar kesaksian Nana, Lino menangis. Dia merasa bersalah.

Meskipun Lino sudah berbohong pada Nana dan serakah supaya bisa menikmati pohon untuk dirinya sendiri, Nana masih berbaik hati menolongnya. Lino pun mengakui kebohongannya pada Nana.

Mendengar Lino yang sudah berani berkata jujur, Nana memaafkannya. “Meskipun kamu berbohong, hal itu membuat aku waspada dan lebih berhati-hati terhadap pemburu,” jelas Nana sambil menenangkan Lino.

Lino berterima kasih karena Nana sudah memaafkan dan menyelamatkannya. Dia berjanji tidak akan berbohong dan serakah lagi.

“Sebaiknya kita mencari tempat tinggal baru dan makanan bersama,” kata Nana. Sejak saat itu, Lino dan Nana selalu berbagi hasil pohon tempat mereka berdua tinggal. Mereka juga saling menjaga satu sama lain. *

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Zomi
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita