Program ini menyasar siswa berusia 9 tahun hingga remaja, dengan metode pembelajaran yang tidak hanya interaktif tetapi juga membumi. Melalui permainan, aktivitas digital, hingga kelas tatap muka, para peserta dibekali pemahaman tentang pentingnya mengelola uang, mengenali nilai sosial, dan membangun pola pikir yang siap menghadapi dunia nyata. Uniknya, para siswa tak berjalan sendiri—mereka didampingi oleh para relawan dari berbagai negara Asia, termasuk Indonesia.
Bermitra dengan JA (Junior Achievement) Worldwide—organisasi yang tengah masuk dalam nominasi Nobel Perdamaian 2025—program ini menargetkan menjangkau 40.000 pelajar baru di Asia hingga 2027. Sebelumnya, periode 2022–2024 telah mencatat lebih dari 37.000 siswa yang ikut serta, dengan hasil yang sangat positif: 88 persen peserta memahami peran uang dalam hidup, dan 80 persen menunjukkan kepedulian lebih terhadap komunitasnya.
Di Indonesia sendiri, sejak peluncuran tahun 2023, program ini telah menyentuh ribuan siswa dari berbagai daerah. Bahkan, dua sekolah berhasil membawa pulang gelar juara dalam kompetisi Social Challenge Asia Pacific berkat solusi kreatif mereka dalam menjawab tantangan sosial melalui sudut pandang finansial.
Program ini tak sekadar bicara tentang uang. Ia mengajak anak muda untuk berpikir kritis, peduli pada lingkungan sosial, dan merancang masa depan dengan tanggung jawab. Bahkan, pada fase berikutnya, inisiatif ini akan diperluas dengan pelibatan lebih aktif dari orang tua dan guru, serta penguatan aspek kesehatan mental dalam kurikulum.
Inisiatif besar ini tidak mungkin terwujud tanpa komitmen dari berbagai pihak. Salah satunya adalah FWD, yang tidak hanya memberikan dukungan, tetapi juga menggerakkan ratusan relawan dari delapan negara untuk terjun langsung dalam proses edukasi.
Keterlibatan seperti ini menunjukkan bahwa investasi terbaik bukan hanya dalam bentuk aset, tetapi juga dalam membangun kesadaran dan kemampuan finansial sejak dini. Dengan semangat celebrate living, FWD dan mitra-mitranya memberi ruang bagi anak-anak untuk memahami bahwa mimpi tak hanya bisa dinyalakan—tetapi juga bisa dirancang dan diwujudkan.