Siapa yang tak kenal Sangiran? Nama daerah ini sudah masuk ke ranah buku pelajaran sejarah di sekolah-sekolah. Ya, Sangiran merupakan situs fosil manusia purba paling lengkap di dunia dan telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu World Heritage Site dengan nama The Sangiran Early Man Site pada 5 Desember 1996 di Kota Marida, Meksiko.
Selama lebih dari 75 tahun, Sangiran telah menarik perhatian dunia. Situs manusia purba ini terhampar seluas 56 kilometer persegi yang meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu Kecamatan Gemolong, Kecamatan Kalijambe dan Kecamatan Plupuh serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yaitu Kecamatan Gondangrejo.
Sangiran memulai kisahnya sejak 2,4 juta tahun yang lalu. Saat itu, kawasan ini masih berupa lautan yang dihuni antara lain, ikan hiu dan moluska (hewan bertubuh lunak seperti kerang dan tridakna atau siput raksasa). Jejak lautan tertinggal ini dapat dilihat di areal ladang jagung di Dusun Pablengan, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah di tanah seluas 1 meter persegi yang disebut sumber air asin yang tampak kebiruan.
Di Kubah Sangiran ditemukan 120 individu fosil Homo erectus. Jumlah ini lebih dari separuh populasi Homo erectus yang ditemukan di dunia. Homo erectus merupakan hierarki paling penting dalam sejarah kehidupan manusia sebelum sampai tahap manusia modern, Homo sapiens. Fosil ini juga ditemukan di Afrika, Eropa, dan Asia Barat.
Kehadiran Sangiran merupakan contoh gambaran kehidupan manusia masa lampau sehingga kita seolah dibawa kembali ke masa ribuan tahun yang lampau jika berkunjung ke situs ini. Â Situs ini terletak 18 kilometer di sebelah utara Solo. Tidak ada yang berbeda ketika memasuki kawasan ini.
Rumah-rumah penduduk, sekolah, dan hutan-hutan kecil terlihat sama saja dengan wilayah lainnya. Baru setelah masuk jauh semakin dalam, tampak rumah-rumah penduduk yang juga berfungsi sebagai toko-toko suvenir khas peninggalan zaman purba. Masyarakat sekitar yang mengolah dan membuat kerajinan dari batu alam menjadi patung manusia purba, Homo erectus.
Ada kurang lebih 75 perajin yang tergabung dalam kelompok-kelompok kecil di bawah Kelompok Ekonomi Kreatif Sangiran. Di bawah Koperasi Pedagang Suvenir Museum Sangiran, ada 35 pedagang yang menempati 19 kios di samping museum.
Sementara Museum Purbakala Sangiran seluas 1,6 hektare dibangun menempel pada sebuah bukit dan memutar sampai ke puncaknya. Untuk bisa sampai ke ruang pameran pertama, pengunjung harus berjalan mengitari lereng bukit.
Ruang pameran pertama di dalam sebuah gua besar yang kemudian dibangun berdinding beton dan berisi gambar-gambar tentang bagaimana Bumi terbentuk, fosil gigi dan tengkorak purba, tulang-tulang hewan purba, serta diorama evolusi manusia purba dan diorama contoh aktivitas manusia purba.
Keluar dari ruang pameran pertama, pengunjung harus mendaki puluhan anak tangga untuk mencapai ruang pameran kedua yang terletak di puncak bukit. Di sini, pengunjung bisa melihat aneka jenis tengkorak manusia purba dari beberapa zaman dan tempat, tulang paha mammoth, tengkorak kerbau purba, aneka jenis senjata, batu-batu fosil, dan lain sebagainya.
Museum Sangiran memiliki ruang laboratorium tempat melakukan proses konservasi terhadap fosil-fosil yang ditemukan, ruang pertemuan untuk kegiatan yang diadakan di museum, dan ruang audio visual. Fasilitas umum seperti mushala dan toilet juga tersedia.
Fasilitas penunjang lain adalah menara pandang dan Wisma Sangiran. Melalui menara pandang, pengunjung bisa menikmati keindahan dan keasrian panorama di sekitar Kawasan Sangiran dari ketinggian. Sementara itu, untuk wisatawan atau peneliti yang ingin lebih lama menjelajahi Sangiran, disediakan Wisma Sangiran (Guest House Sangiran) yang terletak di sebelah menara pandang. Wisma ini berbentuk joglo dan memiliki fasilitas-fasilitas yang cukup memadai. (Disadur dari Edisi iPad, Jendela Indonesia no CI, Sabtu, 16 Maret 2013 dan http://nationalgeographic.co.id)
Rute Ke Sragen:
Dari Jakarta
- Dengan pesawat tujuan bandara Adi Soemarmo, Solo. Dari Solo naik taxi langsung ke Sragen atau naik kendaraan umum ke Terminal Tirtonadi dilanjutkan dengan bus jurusan Sragen.
- Dengan kerete api jurusan Stasiun Balapan Solo.
- Dengan bus tujuan Kota Madiun, langsung turun di Kota Sragen
Dari Surabaya
- Dengan pesawat tujuan Bandara Adi Soemarmo, Solo. Dari Solo naik taxi langsung ke Sragen atau naik kendaraan umum ke Terminal Tirtonadi dilanjutkan dengan bus jurusan Sragen.
- Bus tujuan Solo dan langsung turun di Sragen
Dari Yogyakarta
- Dengan bus jurusan Madiun atau Surabaya langsung turun di Sragen
- Dengan kendaraan pribadi. Rute Yogyakarta – Klaten – Kartasura – Solo – Sragen (+110 km).
Dari Semarang
- Dengan bus tujuan Madiun atau Surabaya langsung turun di Sragen.
- Dengan kendaraan Pribadi. Rute Semarang Salatiga – Solo – Sragen (+120 km)
Atraksi Wisata:
- Museum Purbakala Sangiran
- Desa Wisata Batik Kliwonan
- Taman Ndayu Alam Asri
- Makam Pangeran Samudro Gunung Kemukus
noted: menjelajahi kehidupan purba sangiran