Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi internet terbesar dan tercepat di Asia Tenggara. Sudah sepatutnya para penjual mulai melakukan pemasaran melalui internet.

Pemasaran yang dilakukan di internet akan lebih mudah menjangkau calon konsumen karena masyarakat mengandalkan gawai mereka untuk mencari informasi apapun. Ditambah, penggunaan dompet digital mengalami pertumbuhan signifikan, menunjukkan transaksi daring cukup diandalkan oleh masyarakat pengguna internet.

Demi mengetahui bagaimana suatu produk dapat dengan mudah dilihat dan menarik perhatian calon pembeli, Kognisi menghadirkan webinar “How Brand Creates Conversation Through Content Marketing” dengan pembicara Lingga Wastu, VP Integrated Marketing Gramedia Digital Nusantara, beberapa waktu lalu.

Lingga menyajikan data seputar jumlah pengguna internet di Indonesia, serta waktu rata-rata mereka mengakses media sosial. Data yang diberikan Lingga merupakan gambaran bagaimana pemasaran internet sangat efektif untuk menggait calon konsumen.

Setiap harinya, masyarakat pengguna internet membuka berbagai macam media sosial sehingga mereka menerima banyak sekali informasi, termasuk jenama. Dengan demikian, pemasaran di internet membantu calon konsumen untuk menerima informasi mengenai produk secara spesifik.

Lingga juga menjelaskan mengenai customer journey, perjalanan setiap orang untuk mencari tahu mengenai suatu produk, melakukan pembelian, hingga memberikan advokasi berupa penilaian dan testimoni. Dalam perjalanan setiap konsumen akan berbeda-beda pengalamannya, dibutuhkan sebuah pemicu (trigger) atau sesuatu yang dapat membangkitkan rasa penasaran calon konsumen terhadap suatu produk. Hal itu dapat berupa sebuah konten dalam berbagai bentuk pada suatu medium (media sosial).

Pentingnya Content Marketing

Konten menjadi nilai tambah untuk warganet dalam mengakses berbagai platform media sosial. Dengan adanya konten di situs, blog, aplikasi, portal berita, dan lainnya menjadi daya tarik sehingga pengunjung mendapatkan hiburan, informasi, pendidikan, serta pengetahuan. Konten juga harus mempertimbangkan banyak hal termasuk topik dan data di dalamnya.

Memilih topik dengan sesuatu yang baru, populer, dan sedang hangat dibicarakan oleh warganet di berbagai media sosial merupakan kunci untuk dapat membuat suatu konten. Hal ini diperlukan agar jenama dapat menjaga relasi dengan warganet menggunakan berita paling baru. Dan, secara tidak langsung membangkitkan rasa penasaran mereka tentang produk yang dikeluarkan oleh jenama.

Selain dapat mendatangkan calon konsumen, konten pemasaran produk juga penting untuk menjawab pertanyaan atau kesulitan dari audiens, membangun rasa percaya, dan meningkatkan angka konversi.

Lingga memberikan tips untuk membuat konten yang baik, yaitu dengan sering melakukan riset mengenai kata kunci. Hal ini penting agar konten yang kita buat dapat menyesuaikan algoritma dari platform yang kita gunakan.

Selain itu, lakukanlah survei terhadap pengikut media sosial jenama sebagai salah satu bentuk keterikatan dengan pelanggan maupun calon pelanggan. Survei juga membantu perusahaan untuk terus melakukan pengembangan dalam layanan maupun produk. Kemudian, pilih bentuk konten yang tepat agar memperkuat isi pesan.

Bentuk atau format konten juga beragam, di antaranya video, foto, webinar, studi kasus, infografik, buletin (newsletter), teks, siniar (podcast), dan kuis.

Dasar Utama Content Marketing

Lingga memaparkan beberapa poin yang menjadi patokan dalam membuat sebuah konten. Pertama, untuk membuat sebuah konten, perhatikan bisnis objektif perusahaan. Buatlah misi berdasarkan bisnis objektif perusahaan dengan hasil yang dapat diukur dan pahami keluhan pelanggan.

“Karena pelanggan menggunakan produk kita, dan produk kita seharusnya menjadi resolusi dari masalah, pertanyaan, dan arah kampanye mereka,” jelas Lingga.

Kemudian, Lingga menyarankan untuk menjawab pertanyaan dasar content marketing, seperti alasan membuat konten, target audiens konten, cara mempromosikan konten, siapa yang membuat konten, dan lain sebagainya. Secara keseluruhan, dasar utama dari content marketing ialah membuat strategi konten yang mencakup tujuan bisnis , tujuan content marketing, pesan, visual, topik, format, platform (channel), distribusi, dan alat pengukur kesuksesan konten.

Lingga memberi contoh menggunakan perbandingan target di tahun sebelumnya dengan tahun ini untuk mengukur kesuksesan konten saat ini.

“Terutama untuk media sosial atau di blog. Misalkan blog di tahun 2019 ada sekian juta traffic, di tahun 2018 ada sekian juta traffic. Di setiap tahunnya kita harus menaikkan sekitar 15 hingga 30 persen dari tahun sebelumnya supaya audiens yang datang enggak itu-itu doang,” kata Lingga.

Lingga juga sempat menyinggung perbedaan TOFU (top of funnel), MOFU (middle of funnel), dan BOFU (bottom of funnel), yakni tiga klasifikasi konten yang didasari pada customer journey.

Konten TOFU biasanya diperuntukkan bagi calon konsumen pada tahap awareness yang mengidentifikasi permasalahannya. Maka konten TOFU banyak berupa konten edukasi.

Sedangkan konten MOFU ditujukan bagi calon konsumen yang sudah berada pada tahap menimbang keputusan sehingga kontennya sudah mulai menyebutkan nama jasa atau produk.

Terakhir, konten BOFU diperuntukkan bagi pelanggan yang sudah memutuskan membeli suatu produk atau jasa. Maka, konten yang dibuat biasanya berisi detail dari produk atau penawaran menarik lainnya.

Pada akhir sesi, Lingga memberikan unsur yang menjadi tolok ukur keberhasilan content marketing. Terdapat brand awareness, keterikatan perusahaan dengan pelanggan, loyalitas pelanggan, kinerja dari situs, dan lain sebagainya.

Kognisi adalah produk turunan Growth Center, yang merupakan platform berbasis edukasi persembahan Kompas Gramedia yang dibangun pada Mei 2019. Kognisi secara periodik mengadakan webinar yang terbuka untuk publik. Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya dapat ditemukan di akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Kogi Friends! Stay safe, healthy, and sane!

Penulis: Jihan Aulia Zahra, Editor: Vivekananda Gitandjali.