Di sebuah taman komplek perumahan di salah satu daerah kabupaten di Pulau Sumatera, sekumpulan anak berusia sekitar dua belas tahun tampak berbincang-bincang.
“Kebakaran hutan sudah terjadi di beberapa daerah, teman-teman. Kita harus waspada,” kata Derry serius.
“Iya. Jangan sampai di daerah kabupaten kita ini juga terjadi kebakaran hutan,” timpal Afdhal.
“Betul, kabut asapnya bisa membahayakan kesehatan kita semua,” tanggap Nina.
Derry lalu berkata, “Aku ada usul, teman-teman. Bagaimana kalau kita berpartisipasi untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan di daerah kita?”
“Ide bagus. Kita memang harus peduli pada keselamatan hutan kita,” ujar Anwar.
“Tapi bagaimana caranya, Derry?” tanya Rizka.
“Baiklah, nanti aku tanya ke Paman Jaffar, pamanku. Kebetulan paman adalah aktifis lingkungan. Mungkin beliau bisa memberitahu, apa yang bisa kita perbuat untuk menjaga hutan kita dari kebakaran.”
Ridho tiba-tiba berkata, ”Buat apa kalian peduli masalah hutan? Itu urusan orang dewasa!”
“Ridho, dengar, yaa. Kepedulian menjaga kelestarian hutan adalah tanggung jawab semua warga negara, termasuk kita anak-anak,” tanggap Syamsul. Ridho hanya tersenyum sinis.
Di hari libur, Derry bersama Afdhal, Anwar, Syamsul, Bubun, Nina, Rizka, Rachma dan Selly berangkat menuju lokasi kawasan dekat hutan, diantar Paman Jaffar menggunakan mobil.
Rupanya anak-anak ini berencana menemui warga masyarakat yang tinggal di dekat hutan untuk membagi-bagikan buku saku tentang “Bagaimana Mencegah Kebakaran Hutan”. Ini adalah ide Derry atas masukan pamannya. Ratusan buku saku berasal dari kantornya Paman Jaffar.
Sampai di lokasi, anak-anak bersiap menuju ke perumahan warga.
“Din…. Din….!!” Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil. Ternyata itu Ridho yang datang bersama Papanya.
“Lho, Ridho? Bukannya kemarin kamu sinis dengan kegiatan kita ini?” tanya Bubun.
Ridho tersenyum. “Aku mau ikut dengan kalian menemui warga masyarakat di sini.”
Derry, Afdhal, Anwar, Syamsul, Bubun, Nina, Rizka, Rachma, Selly, ditambah Ridho lalu mulai membagikan buku saku ke rumah-rumah warga. Sesekali mereka mengobrol dengan para warga yang bertanya-tanya tentang cara melindungi hutan dari bahaya kebakaran.
Yang jadi kejutan, ternyata Ridho tercatat paling banyak membagikan buku saku ke warga masyarakat di kampung itu.
“Hebat kamu!” puji Afdhal. “Apa yang membuat kamu begitu semangat?”
Ridho tersipu. “Semalam aku mendapat kabar, dua kakak sepupuku di provinsi sebelah, terkena penyakit ISPA akibat kabut asap. Kalian benar! Ternyata menjaga lingkungan hutan dari kebakaran itu sangat penting, dan kewajiban bagi kita semua.”
Teman-temannya senang dengan perubahan sikap Ridho. *
Penulis: Yudi Suharso
Pendongeng: Kang Acep (youtube: acep_yonny)
Ilustrasi: Regina Primalita