“Nenek Moyangku Seorang Pelaut”, lagu ini pantas disematkan oleh Orang Laut atau sering disebut juga Suku Laut yang tersebar di Provinsi Kepulauan Riau. Laut merupakan tempat yang sangat esensial, tempat Suku Laut mencari ikan dan berdagang.

Suku Laut dikenal ulung dalam dunia kemaritiman, bahkan dalam catatan sejarah disebutkan, tidak ada bangsa yang berkebudayaan lebih maritim daripada Orang Laut. Mereka adalah suku bangsa yang cukup disegani di kancah internasional, dan dikenal berperan penting dalam Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka, dan Kesultanan Johor. Tugas mereka adalah menjaga selat-selat, mengusir bajak laut, dan memandu para pedagang ke pelabuhan kerajaan-kerajaan tersebut.

Selama ratusan tahun, leluhur Orang Suku Laut sudah mengarungi lautan di Kepulauan Riau. Pada masa lalu, Suku Laut tinggal di perahu dan mengembara dari pulau ke pulau hingga ke Kepulauan Riau. Mereka mendiami Kepulauan Riau sejak abad ke-7 Masehi, lebih dahulu dari Suku Melayu. Namun, sejak dekade 1980-an, Orang Laut diharuskan tinggal di darat oleh pemerintah. Pemerintah pun memandang mereka sebagai masyarakat tertinggal dan harus dimodernkan. Meskipun demikian, masih banyak Orang Laut yang tinggal di rumah-rumah panggung pesisir.

Perlahan tetapi pasti cara hidup mereka pun kini juga ikut berubah. Perahu bukan lagi menjadi tempat tinggalnya. Bahkan, sebagian dari mereka sudah tidak lagi tinggal di rumah-rumah panggung seperti lazimnya Orang Laut. Rumah mereka sudah ada yang di darat dan dibangun dengan lantai menyentuh tanah.

Obyek Wisata

Selain kehidupan dan budaya Suku Laut, masih banyak obyek wisata yang menjadi andalan di Provinsi Kepulauan Riau. Provinsi yang lahir pada Juli 2004 dan beribu kota di Tanjungpinang mempunyai banyak kesenian rakyat. Tari zapin, Kesenian Gazal, Teater Mak Yong, Teater Bangsawan, dan Joget Dangkong adalah beberapa di antaranya.

Wisata pantai menjadi andalan di provinsi pemekaran dari Provinsi Riau ini. Provinsi ini dikaruniai ribuan pulau yang memiliki banyak pantai dan tempat untuk menyelam yang sangat indah, seperti Pantai Trikora di Bintan dan Pasir Panjang di Pulau Rupat.

Pantai Trikora berada sekitar 50 kilometer di selatan Tanjungpinang di sisi timur pulau. Sementara itu, Pasir Panjang yang terletak di sisi utara Rupat menghadap ke Selat Malaka memiliki pantai-pantai indah dengan pasir putih. Pantai-pantai indah lainnya dapat ditemukan juga di Terkulai dan Pulau Soreh, berjarak sekitar 1 jam dari Kota Tanjungpinang dengan menggunakan perahu.

Adapun di Batam, pantai yang tersohor ialah Nongsa. Dari sini, di kejauhan Anda dapat melihat cakrawala gedung-gedung menjulang Singapura. Batam merupakan salah satu dari 3.000 pulau dan pusat industri dari Kepulauan Riau. Berlokasi yang berdekatan dengan Singapura dan hanya berjarak 20 kilometer atau 20 menit dengan menggunakan kapal feri menjadikan Batam sebagai pusat industri, belanja, dan jasa. (Litbang Kompas/RUS, Disadur dari Edisi IPAD, Jendela Indonesia no. XCVIII, Sabtu 23 Februari 2013).

Cara ke Kota Tanjungpinang

  • Dari Pulau Batam

Kapal feri dan kapal cepat dari Pelabuhan Punggur ke Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang. Perjalanan memakan waktu lebih kurang 45 menit.

  • Dari Jakarta

Penerbangan ke Pekanbaru, Riau.

Dengan Jalur Laut Pelni rute Tanjung Priok, Jakarta, ke Pelabuhan Sri Bintan, Kijang, Pulau Bintan.

Cara ke Kota Batam

  • Dari Jakarta

Penerbangan dari Jakarta ke Batam

 

Wisata Kepulauan Riau

Wisata Sejarah :

  • Kamp Vietnam (Pulau Galang)
  • Makam Temenggung (Pulau Bulang Lintang)
  • Makam Nong Isa (Nongsa)

Wisata Bahari :

  • Pantai Marina (Tj Riau-Sekupang)
  • Pantai Sekilak (Batu Besar)

Pantai Kampung Nongsa (Nongsa)

noted: mengenal orang laut di kepulauan riau