Dalam dunia arloji sering ditemukan istilah chronometer dan kronograf (chronograph) sebagai pengayaan fungsi suatu jam tangan. Kedua istilah tersebut sering dianggap sama, padahal artinya berbeda. Berikut ini penjelasannya, disarikan dari sejumlah sumber.

Chronometer

Chronometer merupakan alat pencatat waktu yang cukup akurat sehingga dapat digunakan sebagai standar waktu portabel. Alat ini biasanya dipakai untuk menentukan bujur dengan cara navigasi selestial.

Di Swiss, arloji yang akan memakai “gelar” chromometer harus diuji dulu oleh Controle Officiel Suisse des Chronometres (COSC). Ini adalah lembaga independen yang menguji dan mengeluarkan sertifikat lulus uji chronometer.

Semua jam tangan yang memiliki sertifikat Chronometer mempunyai tingkat akurasi yang tinggi, dengan standar -4/+6 detik per hari atau akurat 99,994 persen. Jadi, jika sebuah arloji dikatakan akurat 99,9 persen saja, itu sama saja belum akurat. Sebab, arloji tadi akan mengalami selisih atau lebih lambat/cepat 1,5 menit per hari.

Kronograf

Adapun kronograf diciptakan di Swiss pada 1821. Arloji kronograf menjadi salah satu produk horologi—ilmu membuat jam—yang paling populer sepanjang zaman. Kronograf sendiri menjadi penanda sebuah arloji yang dapat berfungsi sebagai penunjuk waktu dan stopwatch.

Kronograf berasal dari kata Yunani. Chronos berarti waktu dan graph berarti menulis atau mencatat. Setiap arloji kronograf memiliki mekanisme khusus yang memungkinkan pemakai mengaktifkan stopwatch, tanpa mengganggu berjalannya penunjuk waktu utama.

Kronograf buatan Swiss disebut sebagai instrumen penunjuk waktu dengan akurasi amat tinggi di dunia. Layak bila kemudian instrumen tersebut digunakan dalam berbagai pencatatan waktu kegiatan olahraga di dunia. Bahkan sudah digunakan pada Olimpiade 1896, Piala Dunia 1930, dan Formula Satu Grand Prix 1950. Itulah sebabnya arloji kronograf dilabeli dengan julukan stopping time.

Beberapa tahun lalu, pembuat arloji independen Swiss, Claude Bernard, yang telah memiliki tradisi membuat jam dengan ketepatan tinggi selama 40 tahun, memperkenalkan koleksi Claude Bernard Swiss-Made Vitage Chronograph. Koleksi ini menawarkan sejumlah arloji dengan fungsi kronograf klasik, dipoles dengan nuansa modern dan sentuhan akhir yang halus sebagaimana kekhasan jam tangan Swiss.

Tourbillon

Sebelum akurasi suatu arloji lebih banyak didasarkan pada uji chronometer, dunia horologi juga mengenal istilah tourbillon. Apa lagi ini?

Tourbillon merupakan teknologi yang juga inovasi untuk menjaga tingkat akurasi jam mekanik dari pengaruh gaya gravitasi bumi. Medan magnet alami tak hanya memengaruhi kinerja mesin penunjuk waktu, tapi ada kalanya mengganggu perangkat hiburan seperti televisi dan radio.

Tourbillon ditemukan oleh Abraham Louise Breguet pada 1795. Kala itu, fitur unik ini diterapkan pada jam kantong yang sering dipakai atau disimpan secara horisontal atau menggantung di baju. Akibat cara penyimpanan tadi, jam kantong akurasinya sering terganggu karena pengaruh medan magnet bumi.

Tourbillon bekerja dengan memutar balance wheel, balance spring, dan escapement hingga 180 derajat setiap satu menit. Dengan demikian, daya tarik gravitasi akan menarik ketiga komponen tadi secara merata agar terus berputar.

Arloji-arloji klasik yang memiliki fitur tourbillon pada masanya dianggap sebagai barang prestisius karena kecanggihannya. Selain itu, arloji dengan tourbillon harganya cukup mahal sehingga kelas arloji ini untuk kalangan menengah ke atas. [*/TYS]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 20 Maret 2018