Anda pernah mendengar istilah teritisan? Untuk beberapa orang istilah ini mungkin kurang awam. Padahal, fungsinya di sebuah rumah cukup besar. Apa itu teritisan dan apa fungsinya?
Teritisan adalah atap tambahan yang menjadi bisa dibuat secara terpisah dengan atap utama atau perpanjangan dari atap yang ada di bagian atas bangunan. Fungsi teritisan beragam, antara lain sebagai pembayang serta elemen peneduh dari cuaca khususnya curah hujan dan panas matahari.
Teritisan merupakan aspek yang dapat digolongkan sebagai elemen bioklimatik pada bangunan sederhana seperti rumah tinggal. Istilah bioklimatik memiliki arti sebagai kemampuan suatu bangunan tanggap terhadap kondisi iklim atau cuaca.
Aspek bioklimatik dapat diwujudkan dengan memperhatikan elemen bangunan seperti orientasi bangunan, banyak bukaan jendela, taman dalam bangunan, area transisi, balkon, alat pembayang pasif, desain dinding, dan sistem open plan.
Sebagai aspek bioklimatik, teritisan memegang peranan penting dalam fasad rumah tinggal khususnya di Indonesia yang memiliki karakteristik iklim tropis dengan curah hujan tinggi dan lama penyinaran matahari. Penggunaan teritisan sebaiknya dapat diolah sebaik mungkin sebagai estetika rumah yang memiliki nilai fungsional yang tahan terhadap cuaca.
Ada dua macam teritisan bisa diaplikasikan untuk jendela rumah Anda. Pertama, teritisan yang menyatu dengan struktur atap bangunan. Teritisan kedua, terpisah dari struktur atap, yang sepintas tampak seperti menempel pada dinding. Untuk modelnya, bentuk teritisan bisa dibuat beragam, miring seperti atap atau dibuat datar. Ini tergantung selera Anda dan disesuaikan dengan bentuk jendela.
Pembuatan teritisan harus mempertimbangkan kaidah bentuk dan desain bangunan. Jika teritisan berada di bawah atap utama, pembuatannya tinggal memanjangkan ukurannya. Tentunya hal ini disesuaikan dengan kebutuhan. Sementara itu, untuk teritisan yang dibuat terpisah, butuh teknik tersendiri. Teritisan macam ini biasanya dibuat di atas jendela atau pintu. Bahan yang digunakan bermacam-macam, misalnya genteng, fiberglass, dan asbes.
Eksplorasi desain teritisan dapat lebih maksimal dilakukan jika menggunakan bahan fiberglass, lembaran aluminium, atau seng yang lebih mudah untuk dilekukkan. Bahan-bahan tersebut dapat dibuat melengkung, miring, atau datar. Semua tinggal disesuaikan dengan selera dan bentuk bangunan. Hal utama yang harus diperhatikan saat pembuatan teritisan adalah kebutuhan cahaya yang bisa masuk ke dalam ruangan, ukuran lebar, dan segi estetika. [*/ACH]
Foto Shutterstock.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 27 Januari 2016