Kita mungkin sering meminum teh. Namun, belum tentu kita memahami jenis-jenisnya, termasuk teh spesialti ( specialty tea). Ayo mengenal 6 jenis teh ini agar bisa memperkaya pengalamanmu dalam menikmati teh.

Seperti kopi, teh (Camellia sinensis) pun punya karakteristik rasa yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Varietas, produksi, pemrosesan, dan penyeduhan berpengaruh pada rasa akhir secangkir teh.

Kalau kamu tertarik untuk mengetahui lebih jauh soal teh spesialti (specialty tea), kita bisa mulai dari mengenali 6 jenis teh yang berbeda berdasarkan proses oksidasinya. Proses oksidasi dalam teh adalah reaksi kimia yang akan menambahkan aroma dan rasa tertentu pada teh. Teh lantas dikategorikan menjadi teh hitam, teh oolong, teh hijau, teh kuning, teh putih, dan teh fermentasi (pu-erh).

Tak hanya lantaran berbeda rasa dan warnanya seduhannya, alasan penting lain kita sebagai peminum perlu mengenal kategori ini adalah, masing-masing teh memerlukan suhu ideal yang berbeda dalam proses penyeduhan. Mari simak jenis-jenis teh ini.

1. Teh hitam/merah

Teh hitam atau yang dikenal dengan teh merah di China adalah teh yang paling teroksidasi dibandingkan dengan jenis teh yang lain. Teh ini akan melayu segera setelah dipetik dan proses oksidasi pun dimulai. Kadang, proses pencacahan atau penggulungan dilakukan pula untuk mempercepat proses ini.

Profil cita rasanya cukup kuat, punya kedalaman dan body tersendiri. Karena ini adalah teh yang paling teroksidasi, untuk menyeduhnya pun diperlukan temperatur yang paling tinggi, direkomendasikan antara 95–100 derajat celsius. Semakin tinggi temperatur, rasa pahitnya pun semakin keluar.

Teh hitam adalah teh yang paling banyak dikonsumsi. Jenis teh hitam paling dikenal, misalnya English Breakfast atau Earl Grey, yang ditambahkan perasa bergamot.

2. Teh oolong

Teh oolong punya rentang kategori yang paling luas; daun teh yang mengalami oksidasi antara 8 hingga 85 persen masuk ke golongan teh oolong. Ini juga berarti keragaman rasa pada teh oolong sangat kaya.

Pemrosesan teh oolong dimulai dengan percepatan oksidasi, seperti dengan mememarkan tepian daun. Proses kemudian dilanjutkan dengan fixing, ketika oksidasi dihentikan. Ini dilakukan dengan memanaskannya, bisa dengan menyangrai, mengukus, atau memanggang.

Ketika menyeduh, temperatur air yang disarankan adalah 85 derajat celsius untuk level oksidasi medium dan 80 derajat celsius untuk level oksidasi rendah.

3. Teh hijau

Teh hijau hanya mengalami proses oksidasi yang ringan. Setelah daun melayu, daun harus segera mengalami proses fixing. Ini cenderung memberinya cita rasa yang ringan, dan rasanya lebih cepat memudar ketimbang teh hitam atau oolong. Ada pula teh hijau yang diproses lebih lanjut, yang menghasilkan matcha, yang dihancurkan menjadi bentuk bubuk.

Tradisi menyeduh teh hijau kering lebih populer di China. Sementara matcha lebih dikenal di Jepang. Menyeduh teh hijau China disarankan pada suhu 75 derajat celsius dan bubuk matcha pada suhu 65 derajat celsius.

4. Teh kuning

 

Teh kuning memang kurang populer, tetapi di China teh ini dianggap berharga. Prosesnya mirip dengan teh hijau, tetapi lalu ditambahkan fase penguningan. Daun-daun teh hijau yang sudah jadi dibungkus di kain, yang memungkinkan sedikit cahaya memberikan proses oksidasi untuk kedua kalinya. Teh ini lalu dipanaskan dan dikeringkan di atas arang perlahan-lahan.

Minuman ini terasa lebih aromatik dan “matang”, dan tidak menyisakan rasa sepat yang kadang-kadang masih terdapat pada teh hijau. Teh ini ideal diseduh pada suhu 77–82 derajat celsius.

5. Teh putih

Teh putih kerap digambarkan sebagai teh yang tidak mengalami proses oksidasi. Namun, itu kurang tepat karena paparan udara selalu menyebabkan oksidasi. Perbedaan utama teh putih dengan jenis yang lainnya adalah teh putih terbuat dari pucuk daun teh yang masih sangat muda. Daun ini biasanya diselubungi semacam bulu halus keperakan. Inilah yang membuatnya dinamai teh putih.

Di antara semua jenis teh, teh putihlah yang memiliki rasa paling ringan. Meski begitu, rasanya di sisi lain bisa begitu kompleks, misalnya memiliki jejak rasa buah-buahan atau floral. Teh ini pas diseduh pada suhu sekitar 73 derajat celsius atau sebelum air mendidih.

Baca Juga: Menikmati Teh Premium Asli Indonesia di House of Tea 

6. Teh pu-erh

Ketika kita bicara tentang daun teh fermentasi, yang paling terkenal adalah teh pu-erh dari China. Proses ini dilakukan setelah oksidasi dan fixing. Teh fermentasi bisa sangat awet disimpan, karena beberapa orang memperlakukannya seperti minuman anggur, yang kian tua kian berharga. Teh pu-erh disarankan diseduh pada suhu 100 derajat celsius.

Memahami jenis-jenis teh dan mengetahui suhu yang tepat untuk menyeduhnya akan memudahkan kamu mengeksplorasi keragaman rasa teh. Tentu, juga mendapatkan rasa terbaik dari setiap cangkirnya.