Kemajuan teknologi yang mewujud pada perangkat dan aplikasi mutakhir membuat aktivitas manusia menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Termasuk saat mengemudi. Informasi seputar kondisi lalu lintas yang ditampilkan melalui aplikasi di ponsel pintar kini seolah menjadi sesuatu yang berharga untuk menyiasati kemacetan.

Pengemudi mobil tentu enggan kalau harus menembus kemacetan lalu lintas. Rasa bosan serta kaki pegal karena harus berulang kali menginjak rem, gas, serta kopling (pada mobil bertransmisi manual) menjadi hal kerap dikeluhkan. Belum lagi masalah lain seperti konsumsi bahan bakar yang terbuang serta komponen yang cepat aus karena didera kemacetan.

Untuk menyiasati kemacetan, dibutuhkan informasi apakah jalan yang bakal dilalui mengalami hambatan atau tidak. Dulu, sebelum teknologi seperti sekarang, kita mengandalkan radio untuk tahu titik-titik mana saja yang lalu lintasnya tersendat. Sekarang, kita punya sumber lain seperti Twitter dan aplikasi lain.

Aplikasi tersebut, misalnya Waze, aplikasi yang mampu menampilkan kondisi lalu lintas secara real time. Banyak digunakan terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Waze yang menyebut dirinya sebagai social GPS mengumpulkan data kondisi lalu lintas dari para pengguna. Hanya dengan menyalakan aplikasi tersebut di ponsel pintar, posisi dan kecepatan kendaraan akan diproses untuk memetakan kondisi lalu lintas. Semakin banyak Waze yang dioperasikan, maka semakin luas dan akurat informasi yang dipaparkan.

Selain menampilkan arus lalu lintas yang diwakili warna-warna, pengguna Waze bisa mendapatkan informasi lain seperti kecelakaan.

Sekilas, Waze serupa dengan peranti GPS yang terlebih dahulu hadir. Aplikasi ini pun bisa menuntun kita menuju lokasi tujuan. Menariknya, Waze bisa memberikan alternatif jalan dan memberikan perhitungan waktu tempuh. Setelah lokasi dan rute dipilih, Waze akan memandu dengan tampilan peta dan suara kapan harus berbelok atau tetap lurus pada jalur.

Aplikasi lain yang bisa digunakan adalah Smart Traffic Controller. Seperti yang tertulis di laman aplikasi tersebut, Smart Traffic Controller bekerja dengan memanfaatkan algoritma khusus untuk mempelajari pola kemacetan dan “mengelola” kemacetan tersebut untuk mencegah terjadinya penumpukan kendaraan berlebih di jalur yang sama.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk bisa menembus lalu lintas dengan nyaman adalah mengakses laman www.lewatmana.com untuk melihat secara langsung kondisi lalu lintas yang direkam dengan CCTV.

Seiring waktu, aplikasi-aplikasi tersebut tentu akan terus dikembangkan, dan boleh jadi akan muncul aplikasi-aplikasi lain yang bisa dipilih sebagai alternatif.

Ya, selain Waze dan Smart Traffic Controller, pengguna ponsel pintar bisa memanfaatkan dan mengoptimalkan Google Now, fitur yang muncul setelah sistem operasi Android Jelly Bean diluncurkan. Layaknya asisten pribadi, aplikasi berbasis lokasi yang berjalan di “latar belakang” ini bisa memberikan banyak informasi seperti tempat populer, suhu udara, hingga informasi lalu lintas.

Dengan “mencari dan mempelajari” serta mengikuti setting pengguna, Google Now bukan semata memberikan informasi yang relevan, tapi juga mampu mengingatkan jadwal pengguna. Misalnya, Google Now akan mengingatkan Anda untuk berangkat ke kantor pada pagi hari, lengkap dengan informasi cuaca, kondisi lalu lintas, alternatif rute, serta waktu tempuh. Cerdas, pintar, dan tentu saja memudahkan. [ASP]

noted: mengemudi di tengah kemajuan teknologi

foto: Tommy Budi Utomo